Tim Transisi Jokowi: Hendropriyono Ditunjuk karena Merupakan Orang Dekat Megawati

KOMPAS.com/FABIAN JANUARIUS KUWADOPresiden dan wakil presiden terpilih Joko Widodo (kiri) dan Jusuf Kalla (kanan) menghadiri makan malam di kediaman Surya Paloh, Senin (27/7/2014) malam. Ketua Umum DPP PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri dan putrinya Puan Maharani serta mantan Kepala Badan Intelijen Indonesia Hendropriyono ikut dalam makan malam itu.

JAKARTA, KOMPAS.com — Deputi Tim Transisi Joko Widodo-Jusuf Kalla, Andi Widjajanto, mengakui bahwa salah satu alasan penunjukan mantan Kepala Badan Intelijen Negara Abdullah Mahmud Hendropriyono ke dalam tim terkait dengan kedekatannya terhadap Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan dan ketua umumnya, Megawati Soekarnoputri.

"Waktu itu ditetapkannya pada rapat bulan April, saat menyusun tim kampanye. Namanya muncul karena Pak Hendro memiliki kedekatan dengan PDI-P dan Bu Mega. Namun, saya tidak tahu persis siapa yang mengusulkan dan bagaimana nama itu diusulkan. Yang jelas, saat itu sudah muncul," kata Andi seusai menghadiri sebuah diskusi HAM di Jakarta, Rabu (20/8/2014) sore.

Andi juga mengaku sempat terjadi perdebatan dalam rapat karena adanya sosok Hendropriyono, yang diduga terkait pelanggaran hak asasi manusia pada masa lalu. Namun, menurut dia, Joko Widodo sebagai presiden yang dicalonkan tak keberatan dengan usulan tersebut.

"Pak Jokowi setuju, akhirnya kami tidak lagi mempersoalkan itu," ujarnya.

Andi menjelaskan, setelah penunjukan tersebut, posisi Hendro kini terus dilanjutkan sebagai penasihat tim transisi. Sejak saat itu, kritik dari berbagai aktivis HAM terus berdatangan. Namun, Andi menegaskan, posisi Hendropriyono tidak akan digantikan terlepas dari berbagai sorotan publik.

"Tidak, tidak ada pembahasan lagi karena sudah dibahas. Kita hormati posisi hukum Pak Hendro. Namun, apabila nanti terbukti, tidak ada imunitas atau pembelaan yang akan kita berikan," ujarnya.