13 October 2016

Adu Kuat Program Ekonomi Ahok, Agus dan Anies untuk DKI, Mana Lebih Baik?

Masalah ekonomi mendapat perhatian paling banyak dalam uraian visi misi bakal calon gubernur dan calon wakil gubernur DKI Jakarta. Bahkan, salah satu pasangan calon yaitu Anies-Sandiaga menyebut ekonomi lebih penting dari pada masalah banjir.

Baca juga: Bukan Banjir dan Macet, Ini 2 Masalah Utama DKI Menurut Sandiaga Uno

Lalu bagaimana visi misi dan program ekonomi para bakal kandidat gubernur dan wakil gubernur DKI Jakarta untuk 5 tahun ke depan? Berikut rinciannya yang diurai dari visi misi yang mereka serahkan ke KPU DKI Jakarta, dikutip Kamis (13/10/2016):

Foto: Dokumen visi misi Ahok-DjarotFoto: Dokumen visi misi Ahok-Djarot

Ahok-Djarot
Bakal pasangan calon incumbent ini menuliskan isu ekonomi dalam salah satu misi yaitu: "Menjamin terpenuhinya kebutuhan dasar warga, yaitu jaminan kesehatan, jaminan pendidikan, hunian yang layak, bahan pangan yang terjangkau, transportasi publik yang ekonomis, dan lapangan pekerjaan serta usaha agar seluruh warga berkesempatan memperoleh kehidupan yang lebih baik sehingga Indeks Kebahagiaan kota Jakarta menjadi salah satu yang tertinggi di antara kota-kota di dunia".

Misi tersebut diurai oleh Ahok-Djarot dalam 11 poin program ekonomi: "Menjadikan Pemda sebagai salah satu aktor ekonomi utama untuk menyelesaikan persoalan-persoalan ekonomi." Berikut rinciannya:

1. Meningkatkan peran BUMD dalam mendukung ekonomi daerah dan mempercepat program pembangunan prioritas di bidang ketahanan pangan, penyediaan hunian layak, infrastruktur, dan transportasi.
2. Menjamin ketersediaan 9 bahan pokok di lokasi dan dengan harga yang terjangkau bagi warga dengan mendorong peranan BUMD memotong rantai distribusi yang panjang, salah satunya melalui pelaksanaan Operasi Pasar oleh BUMD di lokasi padat penduduk secara rutin.
3. Memperbaiki kesehatan finansial dan meningkatkan performa BUMD melalui pemilihan manajemen yang profesional, peningkatan corporate governance, dan pengawasan BUMD berbasis IT agar BUMD memperkuat pendapatan anggaran daerah.
4. Menciptakan sistem kerja sama yang transparan dan menguntungkan kedua belah pihak untuk memfasilitasi lebih banyak kerja sama antara Pemda dengan badan usaha (KPBU) untuk membiayai pembangunan Provinsi DKI Jakarta.
5. Menyediakan subsidi bahan pangan bagi pemegang KJP agar ada peningkatan gizi siswa-siswi Jakarta dengan target konsumsi daging sebesar 1,5 kg/bulan/anak.
6. Menciptakan ekosistem yang menunjang kolaborasi dan mendukung pertumbuhan kewirausahaan di Jakarta dengan penyediaan co-working space dengan fasilitas pendukung di 5 wilayah kota administrasi dan penyederhanaan izin usaha kecil dan menengah.
7. Melanjutkan revitalisasi pasar tradisional dan pembangunan pasar basah modern seperti di kota-kota maju di dunia.
8. Memperkuat daya saing pedagang kecil dengan mendorong pelatihan sertifikasi untuk pedagang kecil, melanjutkan pemberian kredit yang terjangkau bagi UMKM yang diintegrasikan dengan lokasi binaan, serta penyediaan lokasi usaha untuk pedagang-pedagang kecil di lokasi-lokasi yang strategis.
9. Melanjutkan program budi daya ikan / peternakan dengan sistem bagi hasil 80% bagi warga dan 20% bagi Pemda dengan penyediaan fasilitas oleh Pemda untuk memenuhi kebutuhan makanan pokok. Setelah banyak pelaku usaha berhasil, 20% akan dialokasikan untuk koperasi yang dibentuk.
10. Membangun pasar perkulakan di Pasar Induk Kramat Jati untuk sembako murah dengan keanggotaan khusus bagi lapisan warga yang membutuhkan, seperti pemegang KJP dan warga bergaji UMP.
11. Melakukan program pemberdayaan warga rusun melalui pelatihan dan job fair agar warga rusun dapat berkontribusi secara produktif kepada perekonomian daerah.

Baca juga: Ahok, Agus dan Anies Adu Program Tata Ruang DKI, Ini Perbandingannya

Foto: Dokumen visi misi Agus-SandiagaFoto: Dokumen visi misi Agus-Sandiaga

Agus-Sylviana

Bakal pasangan calon yang diusung Demokrat, PPP dan PKB ini mengurai masalah ekonomi sebagai permasalahan utama di Jakarta dari 7 masalah yang dipetakan. Berikut uraiannya:

Pertama, masalah ekonomi. Masalah ekonomi Jakarta yang sangat mencolok, diantaranya, adalah kemiskinan dan lebarnya jurang ketimpangan antara yang kaya dan yang miskin. Kemiskinan dan ketimpangan ini juga berkaitan dengan tingkat pengangguran yang masih tinggi, dan masih terbatasnya ketersediaan dan akses masyarakat terhadap lapangan kerja. Pertumbuhan ekonomi Jakarta yang menurun disertai dengan ekonomi biaya tinggi yang lahir dari lemahnya infrastruktur, kelembagaan, dan tata kelola pemerintahan menghadirkan ancaman serius di masa depan.

Kemudian, masalah utama ekonomi diurai dalam dua strategi untuk mencapai sasaran arah kebijakan, yaitu:

1. Dengan APBD Jakarta yang relatif besar, akan disusun rencana pembangunan Jakarta dengan alokasi dan distribusi anggaran yang tepat sehingga kemajuan yang dicapai bukan hanya yang serba fisik, tetapi juga untuk kesejahteraan dan kebahagiaan masyarakat Jakarta.
2. Dalam pembangunan ekonomi termasuk pembangunan infrastruktur, akan didorong skema public-private partnership, dengan tujuan meningkatkan investasi dan dunia usaha, sehingga ekonomi Jakarta makin tumbuh secara berkelanjutan dan berkeadilan (sustainable growth with equity).

Terakhir, solusi dari uraian masalah dan strategi ekonomi itu dituangkan Agus-Sylviana secara lebih konkret dalam "Program Aksi untuk mewujudkan Jakarta yang Adil". Berikut poin-poinnya:

a. Meningkatkan pendapatan warga Jakarta khususnya kelas menengah bawah untuk mengurangi ketimpangan.
b. Perbaikan akses anak dan perempuan terhadap fasilitas kesehatan, pendidikan, dan fasilitas publik.
c. Pencegahan kekerasan terhadap anak dan perempuan.
d. Peningkatan akses UMKM dan usaha informal terhadap tempat usaha yang layak dan berkepastian hukum.
e. Peningkatan akses warga terhadap tempat tinggal yang manusiawi dan layak bagi penghidupannya.
f. Transparansi pengumpulan, alokasi dan penggunaan APBD.
g. Peningkatan efektivitas penyerapan APBD bagi usaha produktif .
h. Peningkatan akses generasi muda terhadap peluang-peluang ekonomi kreatif dan kewirausahaan.
i. Peningkatan akses khususnya masyarakat Kepulauan Seribu terhadap akses pendidikan, kesehatan, dan peluang sosial ekonomi.
j. Peningkatan dan penyebaran manfaat pariwisata terhadap ekonomi dan peluang usaha masyarakat.
k. Mendirikan social shelter untuk memberikan bantuan kepada penduduk miskin Jakarta dengan merevitalisasi fasilitas-fasilitas serupa yang masih belum berfungsi optimum.

"Program aksi ini diharapkan dapat menurunkan angka kemiskinan DKI yang pada tahun 2015 sebesar 3.61% menjadi di bawah 2.5% pada tahun 2022," tulis Agus-Sylviana.

Dok. Visi misi Anies-SandiagaDok. Visi misi Anies-Sandiaga

Anies-Sandiaga

Meski hanya menjabarkan visi misi dan program dalam 3 halaman, namun bakal pasangan calon ini punya perhatian serius di bidang ekonomi. Dalam visi mereka disebut langsung isu ekonomi yaitu "Jakarta kota maju lestari dan berbudaya yang warganya terlibat dalam mewujudkan keberadaban, keadilan dan kesejahteraan bagi semua".

Begitu juga dalam misi yang disusun berdasarkan ruang lingkup. Anies-Sandi menuliskan ruang lingkup perekonomian secara tersendiri yaitu: "Jakarta akan menjadi kota yang memajukan kesejahteraan umum melalui terciptanya lapangan kerja, kestabilan, dan keterjangkauan kebutuhan pokok, meningkatkan keadilan sosial, percepatan pembangunan, infrastruktur, kemudahan investasi dan berbisnis, serta perbaikan pengelolaan tata ruang".

Baca juga: Tim Anies-Sandi: Persoalan Ekonomi Jakarta Tak Tersentuh oleh Petahana

Dalam program prioritas, isu ekonomi muncul dalam "Peningkatan Kesejahteraan dan Keadilan Sosial" Berikut uraiannya:

1. Melahirkan 200 ribu pengusaha kecil menengah di Jakarta dengan mendirikan pusat-pusat kewiraushaan di tiap kecamatan.
2. Memenuhi ketersediaan hunian layak dan terjangkau untuk mayoritas pekerja termasuk sektor informal di pusat-pusat kota dengan peningkatan koefesien lantai bangunan.
3. Menata kampung-kampung kumuh dengan pendekatan humanis dan kreatif sesuai standar kesehatan lingkungan, di antaranya kampung deret, kampung susun dan kampung tematik.
4. Menjadikan pasar tradisional dan pedagang kaki lima sebagai bagian dari solusi urbanisasi dan pilar ekonomi kerakyatan, melalui revitalisasi dan gerakan pemberdayaan kaki lima kota.
5. Menata kembali rantai distribusi kebutuhan pokok untuk menjaga ketersediaan dan keterjangkauan.

No comments:

Post a Comment

http://www.youtube.com/user/dimensinet
http://www.youtube.com/user/MrLovemata
https://twitter.com/LoVeMaTa
Mohon untuk di Jempol dan di SUBSCRIBE yah gan. Terima Kasih