Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) meminta keterangan kepada Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama selama 12 jam kemarin malam. Dalam kesempatan itu, setidaknya ada empat orang penyidik yang menyampaikan 50 pertanyaan terkait pembelian sebagian lahan Rumah Sakit Sumber Waras ke Ahok.
Basuki atau akrab disapa Ahok menceritakan beberapa pertanyaan yang menurutnya janggal. Pertanyaan tersebut disampaikan oleh salah satu penyidik. Ahok menduga, penyidik tersebut merupakan orang dari Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) DKI Jakarta.
Gerak gerik penyidik tersebut menurut Ahok aneh. Hal itu karena dia keluar masuk ruangan penyidikan. Ahok menceritakan, saat menjelang malam, penyidik ini masuk dan menanyakan pertanyaan yang lucu bagi mantan Bupati Belitung Timur ini.
"Pertanyaan nya sederhana, bukan bocorin BAP. Dia tanya 'bapak pernah gak kepikir, bapak kan mau beli NJOP, itu harga terendah urusan negara. Bapak berhak menentukan NJOP kenapa bapak tidak perlambat NJOP?" tanya penyelidik tersebut.
Pertanyaan tersebut menurut Ahok memberikan isyarat agar Ahok membeli tanah tersebut dengan NJOP pada tahun 2013. Sedangkan pembelian dilakukan pada Desember 2014.
"Terus saya jawabnya sederhana. Saya pertama gak pernah kepikir masalah itu karena itu saya pikir kejahatan. Karena tugas saya mengadministrasi keadilan sosial loh!. Itu kejahatan! Tapi gak apa. Sekarang gak apa, aku turutin ide anda ini. Saya juga belum pernah ngitung ya. Berarti saya juga gak cuma bisa neken Sumber Waras loh."
"Seluruh yang warna merah ini, seluruh Jakarta Barat yang warna merah nih, aku juga harus turunin lho. Terus kalau aku turunin semua orang yang di zona merah cepet-cepet bayar dengan harga murah, jangan jangan menurut perhitungan saya, saya belum pernah hitung ya pak. Jangan jangan Pemda malah lebih rugi. Karena PBB nya semuanya turun nih hanya untuk beli yang Sumber Waras," jawab suami Veronica Tan ini.
Tidak hanya itu, penyidik ini juga kembali menanyakan terkait bangunan Rumah Sakit Sumber Waras berstatus Hak Guna Bangunan (HGB). Dan HGB ini akan habis pada 2018 mendatang.
"Bapak tahu gak HGB Sumber Waras akan berakhir 2018?" kata Ahok menirukan penyelidik tersebut.
Dengan santai, mantan politisi Partai Gerindra ini menjawab. "Ooooo...gitu ya?! Kalau gitu republik kita kaya raya pak. Karena hampir semua pabrik, sertifikat apapun di Indonesia atas nama PT, termasuk sawit, semua tambang semua apapun, itu pakai HGB dan HGU, ada masa selesai. Kalau diterjemahkan selesai ini, kita ambil balik, kaya kita pak. Kaya pak! Itu siapa yang ngajarin gitu pak? UUnya bapak baca gak?"
"Saya ngomong blak-blakan sama dia. Panjang, saya sampaikan argumentasi saya. Kalau itu pengertiannya saya bilang, mari gak usah beli tanah. Tunggu saja semua. Berarti semua kantor gedung, di semua mall, pake HGB dan HGU toh, kalau selesai punya kita gak? Dr mana otak pikiran itu," tutup Ahok.
Basuki atau akrab disapa Ahok menceritakan beberapa pertanyaan yang menurutnya janggal. Pertanyaan tersebut disampaikan oleh salah satu penyidik. Ahok menduga, penyidik tersebut merupakan orang dari Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) DKI Jakarta.
Gerak gerik penyidik tersebut menurut Ahok aneh. Hal itu karena dia keluar masuk ruangan penyidikan. Ahok menceritakan, saat menjelang malam, penyidik ini masuk dan menanyakan pertanyaan yang lucu bagi mantan Bupati Belitung Timur ini.
"Pertanyaan nya sederhana, bukan bocorin BAP. Dia tanya 'bapak pernah gak kepikir, bapak kan mau beli NJOP, itu harga terendah urusan negara. Bapak berhak menentukan NJOP kenapa bapak tidak perlambat NJOP?" tanya penyelidik tersebut.
Pertanyaan tersebut menurut Ahok memberikan isyarat agar Ahok membeli tanah tersebut dengan NJOP pada tahun 2013. Sedangkan pembelian dilakukan pada Desember 2014.
"Terus saya jawabnya sederhana. Saya pertama gak pernah kepikir masalah itu karena itu saya pikir kejahatan. Karena tugas saya mengadministrasi keadilan sosial loh!. Itu kejahatan! Tapi gak apa. Sekarang gak apa, aku turutin ide anda ini. Saya juga belum pernah ngitung ya. Berarti saya juga gak cuma bisa neken Sumber Waras loh."
"Seluruh yang warna merah ini, seluruh Jakarta Barat yang warna merah nih, aku juga harus turunin lho. Terus kalau aku turunin semua orang yang di zona merah cepet-cepet bayar dengan harga murah, jangan jangan menurut perhitungan saya, saya belum pernah hitung ya pak. Jangan jangan Pemda malah lebih rugi. Karena PBB nya semuanya turun nih hanya untuk beli yang Sumber Waras," jawab suami Veronica Tan ini.
Tidak hanya itu, penyidik ini juga kembali menanyakan terkait bangunan Rumah Sakit Sumber Waras berstatus Hak Guna Bangunan (HGB). Dan HGB ini akan habis pada 2018 mendatang.
"Bapak tahu gak HGB Sumber Waras akan berakhir 2018?" kata Ahok menirukan penyelidik tersebut.
Dengan santai, mantan politisi Partai Gerindra ini menjawab. "Ooooo...gitu ya?! Kalau gitu republik kita kaya raya pak. Karena hampir semua pabrik, sertifikat apapun di Indonesia atas nama PT, termasuk sawit, semua tambang semua apapun, itu pakai HGB dan HGU, ada masa selesai. Kalau diterjemahkan selesai ini, kita ambil balik, kaya kita pak. Kaya pak! Itu siapa yang ngajarin gitu pak? UUnya bapak baca gak?"
"Saya ngomong blak-blakan sama dia. Panjang, saya sampaikan argumentasi saya. Kalau itu pengertiannya saya bilang, mari gak usah beli tanah. Tunggu saja semua. Berarti semua kantor gedung, di semua mall, pake HGB dan HGU toh, kalau selesai punya kita gak? Dr mana otak pikiran itu," tutup Ahok.
No comments:
Post a Comment
http://www.youtube.com/user/dimensinet
http://www.youtube.com/user/MrLovemata
https://twitter.com/LoVeMaTa
Mohon untuk di Jempol dan di SUBSCRIBE yah gan. Terima Kasih