Komnas HAM: Kami Bukan Agen Titipan

Jakarta - Komisi III DPR meragukan netralitas Komnas HAM yang membentuk tim khusus untuk menyelidiki pelanggaran HAM dalam penangkapan Wakil Ketua KPK Bambang Widjojanto. Komnas HAM pun menegaskan bahwa kasus yang mereka tangani bukan titipan siapapun.

"Kami bukan jadi agen kepentingan tertentu, titipan. Komnas HAM hadir dari berbagai latar belakang. Pluralisme jadi keuntungan kami. Kami ingin mengabdikan diri untuk kepentingan negara. Tidak mungkin di luar yang diamanahkan konstitusi," kata Ketua Komnas HAM Hafid Abbas.

Hal ini disampaikan Hafid sebagai jawaban atas pertanyaan sejumlah anggota Komisi III DPR dalam RDP di Gedung DPR, Senayan, Jakarta Pusat, Rabu (4/2/2015). Awalnya rapat yang dipimpin oleh Ketua Komisi III DPR itu membahas anggaran, namun kemudian berubah menyoroti kasus penangkapan BW.

Hafid menuturkan bahwa Komnas HAM mendapatkan penilaian yang cemerlang dari PBB. Di sisi lain, lembaga ini masih membutuhkan sejumlah sokongan.

"Komnas HAM dapat akreditasi A di PBB. Dewan HAM seringkali diminta beri laporan, didatangi lembaga-lembaga ini. Kami juga kerja dengan ikatan itu kecuali keluar dari PBB," ucapnya.

Tentang kasus BW, Komnas HAM juga membantah bahwa mereka cari-cari panggung popularitas. Yang mereka lakukan adalah pelaporan ke publik.

"Dalam kasus populer, kami sampaikan kalau bisa hindari media, kami hindari. Tapi ada wajib lapor kan ke publik. Publisitas komisi itu kinerja dan karya tulis," tambah anggota Komnas HAM, Nurcholis yang menjadi ketua tim kasus BW.

Sejumlah anggota Komisi III di dalam rapat sebelumnya mempertanyakan netralitas dan objektifitas Komnas HAM dalam menangani kasus BW. Komnas HAM diminta menyerahkan proses hukum ini ke Polri.

"Apa yang dilakukan Komnas HAM bisa menyesatkan opini publik. Kita baiknya tidak memperkeruh suasana. Anda jangan ikut-ikutan dalam opini yang sengaja dibangun. Itu tidak elok bagi satu institusi negara," kritik politisi Hanura Sarifuddin Sudding.