12 November 2014

Tanya Siswa SMAN 87 ke Menteri Anies: Kenapa Siswa Singapura Lebih Pintar?

Jakarta - Dinda Putri, siswi SMAN 87 Jakarta bertanya ke Mendikbud Anies Baswedan. Salah satu yang ditanyakan soal mata pelajaran di Indonesia yang terlalu banyak. Padahal, di Singapura saja mata pelajaran lebih sedikit tetapi siswa lebih pintar.

"Di Singapura mata pelajaran lebih sedikit, kita lebih banyak pelajarannya tapi kenapa mereka lebih pintar?" tanya Dinda di hadapan Anies di SMAN 87 Rempoa, Jakarta, Rabu (12/11/2014).

Dinda juga menyamopaikan banyak hal, salah satunya soal memimpikan sekolah yang bisa menyenangkan. Selama ini siswa dibebani banyak PR karena mata pelajaran yang sampai 15.

"Di ruang-ruang kelas itu kita melihat masa depan negeri ini. Pada siswa-siswi di kelas negeri ini dititipkan, mendengarkan laporan dari mereka adalah masukan paling penting bagi peningkatan kualitas pendidikan," ungkap Anies setelah mendengarkan pertanyaan siswa dan siswi.

Jakarta - Menteri Kebudayaan dan Pendidikan Dasar dan Menengah Anies Baswedan menyambangi SMAN 87 di Rempoa, Jakarta Selatan. Ia duduk di kursi menyimak presentasi dan curhatan siswa di depan kelas.

Anies bersama jajarannya datang ke SMAN 87 di daerah Rempoa, Jakarta Selatan, Rabu (12/11/2014) pagi. Usai menyapa para siswa, ia kemudian melangkah ke lantai II sekolah tersebut, tepatnya di ruang II IPS 3.

Di ruang itu, Anies kemudian duduk di kursi siswa. Ia kemudian mendengarkan presentasi yang berjudul 'Memimpikan Sekolah Menyenangkan'. Ada 5 siswa yang maju di depan kelas. Mereka adalah Ahmad Dhiya Ilmam Putra, Dinda Putri Mulia, Imaduddin Irza Mohamad, Nadhif Rafifaiz Kurniawan, Parardhaya Amara Putri Puntarangi.

Para siswa itu menyampaikan banyak hal kepada Anies. Di antaranya, mereka mengeluhkan Kurikulum 2013 yang dinilai sangat memberatkan, dan secara teknis belum bisa diaplikasikan para guru dengan baik.

"Dulu mata pelajaran cuma 12, sekarang ada 15. Itu sangat memberatkan kita sebagai siswa. Selain itu banyak ngabisin uang karena harus beli-beli buku baru. Guru juga mengajarnya nggak efektif," ucap Dinda bersemangat.

Dinda Cs juga mengeluhkan banyaknya PR yang diberikan tiap guru. Mereka juga meminta agar jam istirahat sekolah bisa ditambah agar para siswa bisa lebih segar saat belajar, dan juga punya banyak waktu untuk memupuk pertemanan.

Hal penting yang juga disampaikan para siswa, mereka sangat berharap agar Ujian Nasional (UN) dihapuskan. Mereka meminta cukup diadakan ujian akhir sekolah. Mereka juga memberikan berbagai masukan positif.

"Kami minta supaya ujian nasional dihapuskan, tetapi tetap ada ujian sekolah. Jadi 100 persen hak lulus atau nggak lulus siswa diserahkan ke guru, bukan ke mesin komputer. Karena guru sekolah yang tahu bagaimana kemampuan murid didiknya. Belajar 3 tahun jangan hanya diuji 3 hari," imbuh Dinda.

"Guru kalau di luar negeri setara seperti menteri, dianggap pekerjaan kelas atas, nggak dianggap sepele, diperlakukan hormat. Guru harus diperlakukan bagus, hormat, dan tinggi, supaya mereka mengajar dengan optimal," sambung Dinda.

Anies sepertinya terpana selama melihat dan mendengar langsung presentasi dan curhatan para siswa tersebut. Ia kerap mengumbar tepuk tangan, dan tampak serius mencatat pemaparan presentasi siswa.

"Saya kagum, kalian melihat ada masalah bukan hanya berkeluh kesah, tapi memberi masukan, ini presentasi luar biasa," ucap Anies.

No comments:

Post a Comment

http://www.youtube.com/user/dimensinet
http://www.youtube.com/user/MrLovemata
https://twitter.com/LoVeMaTa
Mohon untuk di Jempol dan di SUBSCRIBE yah gan. Terima Kasih