04 November 2014

Kisah Ahok dan Kiai Sahabat Ayahnya

JAKARTA, KOMPAS.com — Saat peluncuran buku Mendidik Pemimpin dan Negarawan, Pelaksana Tugas (Plt) Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama bercerita tentang keteladanan ayahnya. Sikap kerasnya pun didapat dari ayahnya itu.

"Saya tidak tahu dididik gimana, tetapi saya ikut (sifat) bapak saya sampai begini, seperti ini," ungkap pria yang akrab disapa Ahok itu di Balai Agung, Jakarta, Senin (3/11/2014).

Dia pun menceritakan tentang pengalamannya bertemu seorang kiai yang dekat dengan ayahnya, Indra Tjahaja Purnama. Suatu waktu, Ahok pergi ke luar kota di Belitung. Ia naik mobil dan menyusuri jalan yang panjangnya hampir 90 kilometer, melewati perkampungan yang sepi.

Tiba-tiba, mobil yang dikendarainya mogok akibat tali kipasnya putus sehingga mobil menjadi panas. Ahok pun mencari rumah warga untuk meminta pertolongan, yakni meminjam sepeda motor guna membeli tali kipas baru.

"Akhirnya saya berjalan kaki, dan ketemu kampung paling ujung. Begitu saya masuk, saya ketok pintu, dan seorang kakek keluar," tuturnya.

Alangkah terkejutnya Ahok saat kakek yang keluar dari rumah langsung mengusir dirinya. "Dia langsung bilang 'pergi sana'. Saya langsung kaget, kenapa?" ujar dia.

Kakek tersebut ternyata mantan Ketua Partai Persatuan Pembangunan (PPP) di wilayah Belitung. Namanya Razaq Ali. Orang yang pernah duduk sebagai anggota DPRD tersebut menuduh Ahok orang Golkar.

"Pasti kamu orang Golkar. Saya bilang, 'Kami mau sewa motor, mobil saya mogok'. Dia bilang, 'Tidak bisa. Keluar dari rumah saya, kalian orang Golkar'," tutur Ahok.

Mendapat perlakuan tersebut, Ahok heran. Ia kemudian menjelaskan bahwa dirinya berasal dari Desa Gantung (Gantong). Kebetulan, di Gantung, yang paling terkenal adalah ayahnya, Indra Tjahaja Purnama. 

"Anak siapa kamu?" ucap Ahok menirukan kata-kata sang kakek saat itu.

Ia lalu menjelaskan bahwa dirinya anak Kim An, panggilan ayahnya. Mendengar nama itu, sang kakek mendadak bersikap baik kepadanya. Ahok pun diajaknya masuk dan dijamu dengan duren dan rambutan.

Setelah itu, sang kakek pun bercerita kepada dirinya bahwa ayahnya manusia yang baik. "Kenapa begitu, Kek?" tanya Ahok saat itu.

"Kamu tahu enggak, saya sakit, mantan anggota DPRD tidak ada yang berani datang ke rumah saya. Cuma bapakmu yang berani datang ke rumah, padahal bapakmu pemborong. Itu bapakmu bahaya kalau berteman sama orang PPP, Golkar bisa hukum," tutur Ahok menceritakan kata-kata sang kakek.

Sesuai penuturan sang kakek, meskipun tahu ayahnya memiliki risiko jika berkunjung ke rumah mantan Ketua PPP itu, dia tetap datang untuk menjenguknya saat sakit.

"'Bapakmu tidak ada uang,' katanya. Terus bapak saya bilang, 'Tunggu, saya ke kota dulu, tukar cek', lalu pulang dan memberikannya kepada Razaq Ali untuk berobat," tutur Ahok kembali.

Saat ayahnya akan meninggal, Ahok menceritakan pertemuannya dengan Razaq Ali. Dia lalu mendapat wejangan dari sang ayah.

"Kalau saya ada Rp 100, saya bantu orang miskin Rp 80 atau Rp 90 saja, itu sudah gendeng saya. Kalau saya punya Rp 100, saya bantu 10 orang saja, itu saja kebanyakan. Mungkin (saya bantu) satu saja, jangan terlalu banyak. Nah, ini bapak enggak punya Rp 100, minjem, kasih orang Rp 100," ungkapnya.

Kemudian, ayah Ahok heran karena tidak pernah merasa melakukan hal tersebut. "Kata bapak saya, 'Dari mana saya pernah lakukan itu?' Saya dengar dari Kiai Razaq Ali, kemudian saya cerita soal mobil saya mogok," katanya.

Ahok pun bertanya, apa rumus bapaknya bisa berani berutang, dan malah memberikan uangnya kepada Razaq Ali. Jawaban sang ayah pun enteng.

"Kalau Kiai Razaq Ali yang berutang, dia sudah mau meninggal, tidak bisa membayar. Kalau saya yang utang, saya masih bisa bayar, sederhana saja," ungkap Ahok menirukan kata-kata ayahnya.

Kemudian, ayah Ahok pun berkata bahwa dirinya tidak akan lama lagi hidup di dunia. Ia meminta anak sulungnya tersebut untuk membayar utang-utangnya. "Tolong kamu ingatkan utang-utang bapak. Tolong kamu jual aset yang ada semuanya, dan bayar utangnya," ucap Ahok kembali menirukan kata-kata sang ayah.

Dari cerita tersebut, Ahok ingin memberikan gambaran tentang hidup seorang pemimpin yang masih bertanggung jawab atas apa yang dilakukannya. "Ini baru pemimpin, mewariskan semua," ucapnya.

No comments:

Post a Comment

http://www.youtube.com/user/dimensinet
http://www.youtube.com/user/MrLovemata
https://twitter.com/LoVeMaTa
Mohon untuk di Jempol dan di SUBSCRIBE yah gan. Terima Kasih