13 September 2014

Omongannya Disela di Diskusi, Politisi PDIP Ini Menggurui Fadli Zon

Jakarta - Wakil Ketua Umum Partai Gerindra coba menyela ucapan Anggota Panja RUU Pilkada Fraksi PDIP Rahadi Zakaria dalam sebuah talkshow. Ia pun diprotes dan langsung digurui oleh Zakaria.

Peristiwa tersebut terjadi dalam sebuah talkshow di Warung Daun, Cikini, Jakarta Pusat, Sabtu (13/9/2014) pagi. Rahardi menjadi pembicara bersama Jubir Kemendagri Dodi Riatmadji, Waketum Gerindra Fadli Zon, Anggota Panja RUU Pilkada Fraksi PAN Yandri Susanto, serta Pengamat Politik dari Universitas Paramadina Herdi Sahrasad.

Peristiwa bermula saat Rahardi tengah memaparkan apa itu demokrasi. Dalam talkshow bertajuk 'Pilkada Buat Siapa?' Itu, ia bercerita bagaimana Indonesia telah melaksanakan demokrasi secara langsung oleh rakyat.

"Demokrasi selalu bertumbuh dan berkembang sesuai dengan keinginan zaman. Indonesia sudah lama sudah mempraktekkan demokrasi langsung yaitu pemilihan kepala desa. Saya kira itu pelajaran berharga," kata Rahardi.

"Dalam pertumbuhannya muncul demokrasi perwakilan. Itu ajaran Plato yang direvisi oleh Aristoteles. Demokrasi yang baik adalah demokrasi yang diberikan kepada rakyat untuk memilih pemimpinnya," sambung Rahardi.

"Hmm..begini, saya kira....," tukas Fadli coba menyela pemaparan Rahardi. Tak mau disela, Rahardi pun langsung angkat bicara.

"Nanti, nanti dulu Pak Fadli. Nanti supaya jelas juga. Jangan Pak Fadli zon hanya menggurui saya. Saya juga harus gantian menggurui pak Fadli Zon," ucap Rahardi bernada tegas

"Silahkan, silahkan," sahut Fadli singkat menanggapi Rahardi.

Rahardi lalu melanjutkan ucapannya. Ia tegas menolak agar pilkada kembali lewat DPRD. Menurutnya pilkada langsung oleh rakyat adalah hal yang tidak bisa ditawar-tawar karena sesuai konstitusi.

"Demokrasi langsung sudah berlangsung di desa sejak lama. Kenapa tidak ditingkatkan dalam suatu pertumbuhan demokrasi, dari rakyat untuk rakyat untuk rakyat sesuai dengan konstitusi yang ada. Esensi dari ajaran-ajaran founding father, rakyat sudah diberi hak yang melekat. Apa mungkin didelegasikan lagi? Tidak," imbuh Rahardi.

Anggota Panja RUU Pilkada Fraksi PDIP Rahadi Zakaria menggurui Waketum Gerindra yang menyela pembicaraannya. Ia juga 'menyemprot' Anggota Panja RUU Pilkada Fraksi PAN Yandri Susanto yang meminta PDIP, PKB dan Hanura kembali ke jalan yang benar dengan ikut setuju pilkada melalui DPRD.

Peristiwa tersebut terjadi dalam sebuah talkshow di Warung Daun, Cikini, Jakarta Pusat, Sabtu (13/9/2014) pagi. Rahardi menjadi pembicara bersama Jubir Kemendagri Dodi Riatmadji, Waketum Gerindra Fadli Zon, Anggota Panja RUU Pilkada Fraksi PAN Yandri Susanto, serta Pengamat Politik dari Universitas Paramadina Herdi Sahrasad.

Dalam diskusi itu, Yandri memaparkan berbagai alasannya mendukung pilkada lewat DPRD. Ia melihat pilkada langsung selama ini lebih banyak cacatnya, sehingga harus dihentikan.

"Kami sekarang fokus kepada pemilihan gubernur, bupati wali kota, tidak lansung karena banyak alasan yang sangat mengkhawatirkan terhadap laju berbangsa dan bernegara. Maka kita sebagai orang arif, punya saham di republik ini, hidup makan di republik ini, rasanya dosa kalau dibiarkan kemudaratan yang begitu merajalela di depan mata kita. Ini bahaya," kata Yandri.

Yandri membantah tudingan bahwa kubu Koalisi Merah Putih ngotot mendukung pilkada lewat DPRD karena faktor ingin merebut kekuasaan. Menurutnya hal itu semata-mata demi kebaikan bangsa dan negara.

"Bukan faktor kekuasaan, bukan. Kami dalam rangka tata laksana kehidupan berbangsa dan negara. Nggak mungkin juga partai-partai politik mengajukan calon-calon yang tidak kredibel (jika pilkada lewat DPRD-red). Kalau itu dilakukan, maka parpol menggali kuburnya sendiri," imbuhnya.

Yandri menyebut, pilkada lewat DPRD bisa menghemat anggaran sangat besar dibanding pilkada langsung. Ia pun heran dengan sikap PDIP menolak pilkada lewat DPRD padahal Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) sebagai kadernya selalu mendengung-dengungkan penghematan anggaran

"Saya juga mempertanyakan, PDIP katanya revolusi mental. Mental kita sudah rusak karena pilkada langsung. Menentramkan kehidupan berbangsa dan bernegara, tidak ada salahnya sebelum terlambat PDIP, PKB dan Hanura kembali ke jalan yang benar, untuk sepakat dengan kita semua untuk pilkada melalui DPRD," ucapnya.

Tiba diberi kesempatan bicara, Rahadi pun membalas serangan Yandri. "Kita tidak usah kembali disuruh ke jalan yang benar. Kita sudah di jalan yang benar. On the track dengan konstitusi yang ada," dengan nada tinggi.

Kata Rahardi, pernyataan Koalisi Merah Putih kalau pilkada langsung berbiaya mahal hanya akal-akalan untuk meraih kekuasaan. Ditegaskannya, pilkada langsung oleh rakyat adalah hal yang tidak bisa ditawar-tawar karena sesuai konstitusi.

"Biaya tinggi bisa dihemat, bisa ada jalan keluar. Pilkada serentak, jalan keluar itu semua. Kita tidak usah diminta kembali ke jalan yang benar. Kalau biaya banyak bukan alasan, pilkada bisa dilaksanakan secara serentak. Saya kira itu jalan keluar terbaik," ucapnya.

No comments:

Post a Comment

http://www.youtube.com/user/dimensinet
http://www.youtube.com/user/MrLovemata
https://twitter.com/LoVeMaTa
Mohon untuk di Jempol dan di SUBSCRIBE yah gan. Terima Kasih