13 September 2014

3 Aksi Cool Ahok Tanggapi Serangan DPRD

Jakarta - Hubungan Wagub DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) dan anggota DPRD DKI Jakarta mengalami tegangan tinggi menyusul wacana Pilkada lewat DPRD. Meski begitu, Ahok selalu menanggapi santai serangan-serangan 'kubu lawan'.

Ahok menolak wacana pilkada lewat DPRD. Ia tidak ingin kepala daerah menjadi sapi perah anggota DPRD kelak. Ayah 3 anak ini bahkan mundur dari Partai Gerindra yang mendukung pilkada lewat DPRD.

Pendapat berbeda dilontarkan politisi dari Koalisi Merah Putih. Pilkada lewat DPRD dinilai hemat anggaran dan dapat meminimalisir politik uang.

Silang pendapat Ahok dengan anggota DPRD semakin meruncing. Namun, suami Veronika Tan ini selalu menanggapi dengan adem ayem dan terkadang menanggapi sambil berkelakar.

Berikut 3 aksi cool Ahok menghadapi serangan DPRD:

1. Pura-pura Gila
Ketua DPD Gerindra DKI M Taufik mengancam akan melaporkan Basuki T Purnama atau Ahok ke Polri. Taufik menyoal ucapan Ahok yang menyebut bila pemilihan kepala daerah lewat DPRD ada potensi pemerasan. Apa kata Ahok soal ancaman itu?

"PPG saja, pura-pura gila," terang Ahok dengan senyum di Plaza Mandiri, Jl Gatot Subroto, Jakarta, Jumat (12/9/2014).

Ahok mengaku dirinya tak merasa takut dengan ancaman laporan itu. "Jadi presiden saja nggak takut," tambah dia.

Ahok kemudian seolah tak ambil pusing soal ancaman itu. Menurut dia, sepenuhnya hak semua orang untuk melapor ke polisi. "Ya nggak apa-apa. Ya itu kan hak semua orang mau lapor-lapor itu hak semua orang," tutup dia.

2. Lebih Baik Kutu Loncat
Ahok disindir sebagai kutu loncat karena beberapa kali pindah partai. Ahok yang baru mengundurkan diri dari partai Gerindra pun tak menyanggah sebutan itu.

Menurut Ahok, lebih baik meloncat atau berkali-kali pindah partai daripada diam di tempat tapi menjadi kutu busuk. "Lebih baik jadi Kutu Loncat dong, daripada Kutu Busuk," kata Ahok dengan gaya khasnya sambil masuk ke dalam ruang kerjanya, di Balai Kota, Jakarta Pusat, Kamis (11/9/2014).

Ahok sebelumnya adalah kader partai Partai Indonesia Baru dan menjadi DPRD Belitung Timur pada 2004. Namun tahun 2009 dia mendaftar jadi anggota partai Golkar dan maju sebagai anggota DPR-RI. Terakhir dia menjadi anggota Gerindra dan menyalonkan diri dalam Pilkada DKI 2012.

Sekarang, setelah keluar dari Gerindra karena menolak mentah-mentah Pilkada lewat DPRD, Ahok mengaku tak akan langsung meloncat ke partai mana pun lagi. Paling tidak, ucapnya, hingga 3 tahun ke depan, selama dia menyelesaikan jabatan sebagai kepala daerah DKI Jakarta.

Ahok mengumpamakannya sebagai pasangan suami istri yang baru bercerai, yang punya masa Iddah, alias vakum tidak boleh menjalin hubungan dengan partai lain untuk sementara waktu.

"Ngapain (pindah partai). Kamu emangnya kalau abis cerai langsung kawin? Hehe, ya kan? Ada masa Iddah kan? Ya sama. Saya dengan parpol-parpol baik aja. Yang nggak baik sama saya kan yang punya kepentingan," kata dia.

3. Ngelamar Jadi Sopir Taksi
Ahok meresmikan peluncuran taksi lifecare untuk disabel dari Blue Bird di Balai Kota DKI. Di acara ini, Ahok sempat mengemudikan taksi tersebut.

Sambil tersenyum lebar, Ahok mengemudikan taksi Nissan Serena di halaman Balai Kota DKI, Jalan Medan Merdeka Selatan, Rabu (10/9/2014). Selain Ahok, Wakil Menteri Perhubungan Bambang Susantono turut duduk di kursi penumpang di samping Ahok.

"Siap-siap kalau nggak jadi Wagub, saya bisa ngelamar," ujar Ahok yang telah membuat surat mengundurkan diri dari Partai Gerindra karena menolak Pilkada lewat DPRD ini sambil mengemudikan taksinya.

Bambang yang duduk di sampingnya hanya tertawa mendengar selorohan Ahok. Ahok juga sempat memperhatikan kursi hidrolik di bagian tengah yang menjadi fasilitas khusus bagi penumpang yang menyandang disabilitas.

Layanan terbaru Blue Bird Lifecare Taxi ini disebut-sebut menjadi layanan pertama di Indonesia yang telah didesain khusus untuk para disabel.

"Kami percaya bahwa hak setiap warga negara Indonesia untuk mendapatkan aksibilitas yang sama, termasuk bagi saudara kita yang disabel," ujar Dirut PT Blue Bird Purnomo Prawiro dalam sambutannya.

Dalam peluncuran ini PT Blue Bird melundurkan 5 armada Lifecare Taxi dan selanjutnya akan terus bertambah sesuai kebutuhan. Tarif yang digunakan yakni Flag fall Rp 7 ribu, kilometer berikutnya per km Rp 3.600, dan biaya tunggu per jam Rp 42 ribu.

Dalam kesempatan ini, Koordinator Program Blue Bird Peduli Noni Purnomo menyebutkan layanan taksi ini diharapkan dapat membantu penyandang disabel seperti tuna daksa, wanita hamil, lansia, atau pasien rumah sakit di Jakarta.

"Layanan ini telah terintegrasi dengan layanan TMR yang dapat digunakan melalui aplikasi smartphone, sehingga pelanggan dapat melakukan pemesanan khusus tanpa harus berbicara dengan operator," ujar Noni.

No comments:

Post a Comment

http://www.youtube.com/user/dimensinet
http://www.youtube.com/user/MrLovemata
https://twitter.com/LoVeMaTa
Mohon untuk di Jempol dan di SUBSCRIBE yah gan. Terima Kasih