31 July 2014

Kisah 'Wow' 4 Juragan Cilik Becak Mini di Waduk Pluit

Para 'juragan cilik' di Waduk Pluit (Jati/ detikcom)
Jakarta - Empat bocah duduk-duduk di atas becak-becak mini di Taman Kota Waduk Pluit, Penjaringan, Jakarta Utara, Kamis (31/7/2014). Sesekali mereka nampak menghitung lembaran uang dari genggaman. Tak nampak ada orang dewasa yang mendampingi mereka.

Ya, mereka sedang bekerja. Kwartet ingusan yang tak cengeng ini sedang cari duit dari jasa penyewaan becak-becak mini di taman Waduk Pluit.

Denis (11), Si kembar Rangga dan Rendi (11), dan Aco (7) sedang mangkal menjaga becak-becaknya. "Ya ini kita yang jaga," kata Denis, gadis kecil berambut panjang, dengan sorot mata tanpa canggung.

Denis yang terlihat seperti 'komandan' di antara tiga kompatriotnya. Kulitnya tak gelap meski sering terpapar terik siang Jakarta Utara yang gerah dan lengket di kulit.

"Ini kita bantuin bos kita, namanya Bang Yopi, tinggalnya di Luar Batang dekat lampu merah situ. Tapi Bang Yopinya pergi," kata Denis.

Rangga, Rendi, dan Aco sesekali mengamat-amati tujuh becak yang disewa sejumlah pengunjung. Tarif sewanya Rp 15 ribu per 10 menit untuk becak mini berukuran agak besar, dan Rp 10 ribu per 15 menit untuk becak mini berukuran lebih kecil.

"Kalau kita pas rame kayak hari-hari lebaran gini pernah dapat Rp 300 ribu per hari. Kita masing-masing dikasih Rp 20 ribu sama Bang Yopi," kata Denis

Sosok Bang Yopi sendiri, kata bocah-bocah ini, sebenarnya juga bukan pemilik becak ini. Dia hanya bawahan dari 'super bos' yang mempunyai becak-becak ini.

"Ini kita pagi-pagi ngambil becak dari Luar Batang dibawa ke sini. Terus kita jagain" kata Rendi.

Mereka-mereka ini mengaku masih sekolah di bangku SD dan masih libur hingga enam hari ke depan. Jika hari sekolah, mereka akan bekerja sore hari.

"Ini bentar lagi sore, tambah ramai ini. Kita bakal kerja bener ini," kata Rendi bak orang dewasa.

Mereka menjadi 'tukang becak mini' karena menawarkan diri pada sosok Bang Yopi yang sering mereka sebut-sebut itu. Awalnya, mereka hanya sekelompok bocah yang sering bermain di taman ini.

"Ya awalnya cuma disuruh ngambil ban gitu," kata Denis.

Lama kelamaan, mereka ketagihan karena bisa dapat tambahan uang jajan. Maklum, orang tua mereka cuma tukang parkir, penjual minuman seduh, dan pedagang kaki lima di seputaran waduk

"Bang, udah lima belas menit ini bang!" teriak Denis kepada pengguna becak mini yang sedang menikmati terik taman waduk bersama anaknya.

Pengalaman menghadapi pengunjung bandel memang sudah biasa dihadapi kwartet ini. "Ada yang 20 menit lebih cuma bayar Rp 10 ribu. Kata Bang Yopi, daripada berantem terus ribut, ya udahlah, ikhlasin aja itu yang bandel-bandel," kata Denis sambil merapikan lembaran uang di tangannya.

Bukan hanya menghadapi para pengunjung bandel, bahkan pengunjung mesum juga pernah dijumpai Denis dan kawan-kawannya. Saat malam hari usai sahur Ramadhan beberapa hari lalu, Denis tak sengaja memergoki ada dua orang yang sedang berbuat mesum di kegelapan taman.

"Gue jalan-jalan aja abis sahur. Eh nggak taunya ada yang lagi 'begitu (Denis tak segan memakai bahasa vulgar)' di bawah pohon," kata Denis.

Rendi juga mengisahkan sering melihat orang berciuman dan bermesraan di taman ini. "Padahal di sini itu katanya ada setan penunggunya lho," kata Rendi dengan lugu.

No comments:

Post a Comment

http://www.youtube.com/user/dimensinet
http://www.youtube.com/user/MrLovemata
https://twitter.com/LoVeMaTa
Mohon untuk di Jempol dan di SUBSCRIBE yah gan. Terima Kasih