Calon wakil gubernur DKI Jakarta, Djarot Saiful Hidayat, menemui tokoh Betawi, Haji Saman, di Jalan Haji Mading, Kembangan Utara, Jakarta Barat, Rabu (9/11/2016) sore.
Di lokasi itu, Djarot kembali mendapat penolakan dari kelompok massa.
Pantauan Kompas.com, saat Djarot tiba di sana, awalnya tidak ada aksi penolakan. Namun, beberapa saat kemudian muncul kelompok massa organisasi masyarakat (ormas) yang menolak kehadiran Djarot.
Pengamanan polisi di jalan di depan rumah Haji Saman langsung diperketat. Polisi meminta massa penolak Djarot menjaga jarak dengan rumah tokoh Betawi tersebut.
Beberapa orang dari kelompok massa itu berteriak "jangan kemari, jangan ke sini," yang ditujukan kepada Djarot.
(Baca: Djarot Ancam Laporkan Pendemonya ke Bawaslu)
Warga yang tergabung dalam kelompok massa penolak Djarot itu juga membawa poster bertuliskan penolakan terhadap Djarot dan Gubernur petahana DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok.
Seorang polisi berusaha menenangkan kelompok massa tersebut. Polisi meminta warga memahami karena Djarot sedang bertamu.
Calon wakil gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat blusukan di RW 08 Kelurahan Kedoya Utara, Kecamatan Kebon Jeruk, Jakarta Barat. Puluhan polisi mengawal kedatangan Djarot. Rabu (9/11/2016)
(Baca: "Blusukan" di Kedoya Utara, Djarot Dikawal Puluhan Polisi)
"Maksud saya gini, dengar dulu Pak, ini kan lagi proses namanya bertamu, jadi enggak mungkin (Djarot) juga lama-lama," kata seorang polisi.
"Warganya menolak Pak..." timpal seorang warga yang tergabung dalam kelompok massa penolak Djarot.
"Tapi namanya bertamu ke sini boleh, Pak," jawab polisi lagi.
"Enggak boleh Pak, Ahok Djarot menghina agama saya," kata seorang warga lagi.
Menurut informasi yang dihimpun, Djarot sempat menemui para pengunjuk rasa tersebut sebelum pulang.
Calon wakil gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat, menemui puluhan pengunjuk rasa yang menolak kedatangannya di Kedoya Utara, Kebon Jeruk, Jakarta Barat. Pengunjuk rasa yang sudah membawa spanduk penolakan itu diketahui bukan warga sekitar.
Djarot sempat berdisksui dengan salah satu tokoh pimpinan unjuk rasa. Pengunjuk rasa dipimpin oleh seorang pria paruh baya yang memakai baju kokoh putih dengan peci hitam. Ia lantas menanyakan Djarot.
"Sebagai wakil (gubernur untuk Ahok)?" tanya pria itu kepada Djarot, disaksikan kerumunan warga, Rabu (9/11/2016).
"Ya, betul," jawab Djarot.
Pria itu menyebut Djarot sama saja dengan Ahok.
"Lalu mau Bapak apa?" tanya Djarot.
"Saya kan menolak Ahok, karena (Djarot) satu group," kata pria tersebut.
Djarot lalu menjelaskan kepada pria itu bahwa kegiatannya berkampanye dan mengunjungi suatu wilayah manapun dilindungi oleh Undang-undang.
"Pak, kami ini dilindungin Undang-undang. Kemana pun saya boleh," ujar Djarot.
Pria itu berdalih, penolakan mereka tidak terkait pilkada DKI 2017, melainkan dugaan penistaan agama oleh Ahok.
"Kalau masalah penistaan agama, ini ada Pak Polisi, Pak. Sudah diproses oleh polisi. Gitu lho, Pak," jawab Djarot.
Djarot sempat berdiskusi dua kali dengan pendemo. Djarot tidak langsung pulang meski ada penolakan dari mereka. Djarot melanjutkan blusukan lagi di sekitar lokasi selama beberapa menit. Setelah itu, dia meninggalkan lokasi.
Calon wakil gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat dalam diskusinya dengan pengunjuk rasa di Kedoya Utara, Kebon Jeruk, Jakarta Barat, menyatakan bisa melaporkan penolakan para pengunjuk rasa itu kepada Bawaslu.
"Kalau Bapak menolak atau seperti itu, Bapak bisa kami laporkan ke Bawaslu, masuk ranah pidana," kata Djarot kepada tokoh pengunjuk rasa tersebut, di lokasi, Rabu (9/11/2016).
Djarot meminta pengunjuk rasa tidak menolak seperti itu. Jika tidak suka, lanjut Djarot, ia meminta masyarakat tidak perlu memilihnya pada saat pemungutan suara 15 Februari 2017 mendatang.
"Kalau Bapak enggak setuju, nanti tanggal 15 enggak usah dipilih, Pak. Gitu aja, Pak. Enak toh," ujar Djarot.
"Ini bukan masalah pilkada, Pak, ini masalah penistaan agama," kata orang itu menjawab Djarot.
"Kalau masalah penistaan agama ini ada pak polisi, Pak, sudah diproses oleh polisi. Gitu lho Pak, kenapa lihat aja Pak. Maaf ya, Pak," kata Djarot sambil meninggalkan pria tersebut.
"Kalau masalah penistaan agama ini ada pak polisi, Pak, sudah diproses oleh polisi. Gitu lho Pak, kenapa lihat aja Pak. Maaf ya, Pak," kata Djarot sambil meninggalkan pria tersebut.
Sebelumnya, kedatangan Djarot mendapat penolakan dari sejumlah orang yang muncul di tengah blusukan Djarot di sekitar Kedoya Utara. Warga yang menolak kedatangannya bukan warga di lokasi yang dikunjungi Djarot di RW 08.
Djarot tidak menghindari para pendemo, tetapi mengajak diskusi di tengah massa berjumlah kurang dari 20 orang itu. Djarot mendapat pengawalan ketat dari aparat Polsek Kebon Jeruk dan Polres Metro Jakarta Barat.
No comments:
Post a Comment
http://www.youtube.com/user/dimensinet
http://www.youtube.com/user/MrLovemata
https://twitter.com/LoVeMaTa
Mohon untuk di Jempol dan di SUBSCRIBE yah gan. Terima Kasih