Pendiri lembaga Cyrus Network, Hasan Nasbi, memandang elektabilitas calon gubernur DKI JakartaBasuki Tjahaja Purnama atau Ahok akan semakin meningkat setelah ditetapkan menjadi tersangka dugaan penistaan agama.
Hal ini, kata dia, membuat pendukung semakin militan untuk mendukung Ahok pada Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) DKI Jakarta 2017.
Hasan memandang, lawan politik Ahok-lah yang akan memetik keuntungan dari permasalahan ini. Mulai dari penolakan saat kampanye hingga penetapan Ahok sebagai tersangka.
Dia meyakini, para pendemo penolak Ahok-Djarot saat kampanye merupakan pendukung dari pasangan tertentu.
"Tapi strategi lawan politik salah. Karena ini akan membuat militansi pendukung Ahok semakin kuat, semakin keras, dan kalau mereka makin melanjutkan dengan demo setiap Ahok datang kampanye, tidak menutup kemungkinan warga muak dan pendukung ahok muak," kata Hasan kepada Kompas.com, di kawasan Cikini, Jakarta Pusat, Kamis (17/11/2016).
Dia melihat, banyak warga setempat yang mengakui tidak mengenal pendemo penghadang kampanye. Hasan mencontohkan, saat calon wakil gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat berkampanye di Karanganyar, Pasar Baru, Jakarta Pusat. Saat itu, pendemo justru kabur saat Djarot bertanya alamat rumah mereka.
"Warga di sana berpikir, 'oh ini bukan warga kita bukan dari RW kita, kenapa nolak-nolak'. Dalam konteks berbangsa, ini enggak bagus," kata Hasan.
Pasangan calon gubernur-wakil gubernur DKI Jakarta Ahok-Djarotpaling sering mendapat penghadangan saat akan berkampanye. Ahok pernah dihadang saat akan berkampanye di Rawa Belong, Kedoya Utara, dan Ciracas.
Sementara Djarot pernah dihadang antara lain di Cilincing, Kembangan Utara, Bangka, dan Cipinang. Penghadangan disebabkan karena kasus dugaan penistaan agama oleh Ahok.
No comments:
Post a Comment
http://www.youtube.com/user/dimensinet
http://www.youtube.com/user/MrLovemata
https://twitter.com/LoVeMaTa
Mohon untuk di Jempol dan di SUBSCRIBE yah gan. Terima Kasih