13 October 2016

Sandiaga dan Perbandingan Harga Daging Sapi di Jakarta dengan Singapura

Harga bahan pokok menjadi salah satu masalah yang disorot bakal calon wakil gubernur DKI Jakarta, Sandiaga Uno, sejak awal kemunculannya.

Pasangan Anies Baswedan-Sandiaga Uno bahkan memasukkan stabilitas dan keterjangkauan harga pokok dalam visi dan misi mereka.
Pada Selasa (11/10/2016), Sandiaga Uno menjadi pembicara dalam kuliah umum di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Jakarta (UMJ) di Ciputat, Tangerang Selatan.
Kuliah umum itu mengangkat tema "Enterpreneurship untuk Kesejahteraan Rakyat".
Kesempatan itu digunakan Sandiaga untuk menyinggung sedikit permasalahan Jakarta di bawah pemerintahan Gubernur DKI JakartaBasuki Tjahaja Purnama atau Ahok.
Salah satunya ialah isu mengenai harga daging sapi di Jakarta. Sandiaga mengatakan, harga daging sapi di Singapura lebih murah daripada di Jakarta.
"Singapura yang tidak punya peternakan sapi, harga daging sapinya lebih murah daripada di Jakarta. Konyol enggak tuh. Memang perlu gubernur yang lebih mengerti," kata Sandiaga di UMJ, Tangerang Selatan, Selasa.
Sandiaga tidak menjelaskan lebih detail tentang harga daging di Singapura yang dia maksud. Dia juga tidak menyampaikan jenis daging yang dia sebut lebih murah itu.
Sebenarnya, Presiden Joko Widodo juga pernah meminta Kementerian Perdagangan dan Kementerian Pertanian untuk dapat membuat harga daging sapi turun menjadi Rp 80.000 per kilogram.
Alasannya, harga daging sapi melonjak tinggi hingga mencapai Rp 120.000 per kilogram di pasaran.
Jokowi ingin harga daging sapi di Indonesia bisa seperti di Malaysia dan Singapura.
Keinginan ini muncul setelah Jokowi mengirim utusan ke Malaysia dan Singapura untuk memantau harga daging di negara tersebut.
Ternyata, harga daging sapi di dua negara tersebut hanya sekitar Rp 70.000 hingga Rp 80.000 per kilogram, baik di pasar modern maupun tradisional.
Daging di Jakarta
Terkait hal ini, Direktur Utama PD Dharma Jaya, Marina Ratna Dwi Kusuma, menilai, Sandiaga tidak apple to apple dalam membandingkan harga daging sapi di Jakarta dan Singapura.
Marina mengatakan, Singapura menjual daging berdasarkan grade, tidak seperti di Jakarta yang pada umumnya menjual jenis secondary cut saja di pasar umum.
"Di Singapura yang murah itu dari grade kerbau, daging India. Itu memang murah. Nah, kita di sini kalau jenis itu juga murah yang baru diimpor sama Bulog," ujar Marina.
Jika dibandingkan dengan grade yang sama, Marina mengatakan, harga daging di Indonesia dengan Singapura tidak akan berbeda jauh.
Terlebih lagi, Indonesia dan Singapura sama-sama mengimpor daging, salah satunya dari Australia. Marina tidak menyebutkan berapa harga daging di Singapura.
Dia hanya menyebutkan harga daging di Singapura dijual berdasarkan berbagai macam grade, sedangkan di Jakarta umumnya hanya dijual daging secondary cut di pasar.
Berdasarkan data dari situs web Informasi Pangan DKI Jakarta, harga daging itu di pasar saat ini Rp 116.219 per kilogram.
Jika membuka salah satu situs belanja online di Singapura,www.coldstorage.com.sg, bisa terlihat berbagai macam jenis daging dan harganya.
Untuk daging sapi tenderloin Australia, harganya adalah 95,90 dollar Singapura per kilogram atau sekitar Rp 902.368.
Untuk daging sapi topside Australia harganya adalah 39,90 dollar Singapura per kilogram atau lebih kurang Rp 375.473
Sementara itu, dari situs www.fairprice.com.sg, daging dengan merek Amir's Beef Sukiyaki dijual 7,99 dollar Singpura per 400 gram atau lebih kurang Rp 75.188.
Kemudian, daging Amir's Beef Cube dijual 6,90 dollar Singapura per 500 gram atau lebih kurang Rp 64.927.
Kenapa harga daging di Jakarta tidak bisa Rp 80.000?
Sebenarnya, Marina sudah pernah menjelaskan alasan harga daging di Jakarta tidak bisa Rp 80.000 seperti keinginan Jokowi.
Harga terbaik yang bisa diberikan PD Dharma Jaya terhadap daging sapi yang dijualnya berkisar Rp 95.000-Rp 99.000.
Itu merupakan daging sekunder sapi yang biasa dijadikan semur dan rendang.
Harga daging tidak bisa ditekan sampai Rp 80.000 per kilogram karena harga jual daging dan jeroan yang tidak seimbang.
Marina mengatakan, rumah potong hewan di Jakarta akan mengambil dagingnya saja untuk dijual.
Sementara itu, oval meat (jeroan) dijual dengan harga sangat murah, yaitu Rp 7.000 per kilogram.
Padahal, komposisi daging dan oval meat dalam satu ekor sapi 50:50.
Murahnya harga oval meat membuat harga daging sapi menjadi naik untuk menyesuaikan harga satu ekor sapi.
Marina mengatakan, sebenarnya ada daging yang harganya mendekati harga permintaan Jokowi.
Daging jenis ini juga diduga sebagai jenis daging yang disebut Sandiaga harganya lebih murah di Singapura daripada Jakarta.
Daging yang dimaksud adalah jenis chemical lean (CL) seharga Rp 85.000 per kilogram di Jakarta.
"Daging itu biasanya bukan buat keperluan Lebaran, Pak, tetapi untuk masak rawon, sop, dan soto," ujar Marina.
Sementara itu, daging tenderloin dan sirloin dijual dengan harga lebih tinggi, yaitu Rp 105.000 per kilogram. Daging jenis tersebut dijual dengan pasar khusus, yaitu ke restoran-restoran.

No comments:

Post a Comment

http://www.youtube.com/user/dimensinet
http://www.youtube.com/user/MrLovemata
https://twitter.com/LoVeMaTa
Mohon untuk di Jempol dan di SUBSCRIBE yah gan. Terima Kasih