Pujian untuk Ketua MKD: Sukses Dalam Situasi Sulit

Foto: Lamhot Aritonang

Jakarta - Sejauh ini, Ketua Mahkamah Kehormatan Dewan (MKD) Surahman Hidayat dinilai cukup berhasil mengawal persidangan kasus dugaan pencatutan nama Presiden Jokowi oleh Ketua DPR Setya Novanto. Apakah Surahman bisa konsisten?

"Sukses, dalam situasi sulit, proses itu bisa berjalan dengan baik, melalui voting," kata Direktur Eksekutif Pusat Studi Hukum dan Kebijakan Indonesia (PSHK) Ronald Rofiandri saat berbincang, Kamis (3/12/2015).

Surahman juga punya pengalaman memroses kasus Novanto sebelumnya, yakni kasus pertemuan dengan politisi Amerika Serikat (AS) Donald Trump. Namun agaknya, proses kasus itu berakhir dengan antiklimaks untuk sebagian orang. Novanto tak pernah hadir di persidangan, justru Surahman yang tandang untuk mengklarifikasi ke Novanto terkait pertemuan Trump. Kasus itu berakhir dengan teguran ringan untuk Novanto.

Entah angin apa yang membuat Ketua Dewan Syariah PKS itu kini terlihat lebih greget saat memroses kasus 'papa minta saham'. Surahman bahkan berdiri tanda setuju saat voting menentukan apakah setuju rekaman pembicaraan Novanto diputar di sidang atau tidak.

Hasilnya, pihak yang setuju rekaman bawaan Menteri ESDM Sudirman Said berjumlah lebih banyak ketimbang yang tak setuju. 10 Mendukung, empat orang tak mendukung rekaman pembicaran itu dibuka. Rekaman itu memuat pembicaraan Novanto-pengusaha Muhammad Reza Chalid-Bos PT Freeport Indonesia Maroef Sjamsoeddin.

Hanya saja, satu sikap dirasa perlu untuk ditingkatkan lagi oleh Surahman. Surahman perlu lebih garang lagi di hadapan anggota-anggota MKD.

"Tantangan Ketua MKD sendiri supaya jauh lebih tegas kepada setiap permohonan pertanyaan dari anggota yang tidak pada tempat dan relevansinya," tutur Ronald.