Tim Angket DPRD Sampai ke Istri Ahok, Lulung: Jangan Kebiri Kami!

Jakarta - Wakil Ketua DPRD Abraham Lunggana menganggap wajar bila Tim Angket hingga memanggil istri Gubernur DKI Jakarta Basuki T Purnama (Ahok), Veronica Tan. Menurutnya, Tim Angket punya wewenang untuk itu dan tidak bisa dibatasi.

"Hak angket itu (mencakup) semua secara politik. Kami bertanggungjawab pada UU. Termasuk CSR, nepotisme, kalau ada yang ke belakang lagi, kami boleh selidiki itu. Jangan mengebiri kami," kata pria yang akrab disapa Lulung ini di Gedung DPRD DKI, Kebon Sirih, Jakarta Pusat, Jumat (13/3/2015).

Tim Angket memanggil Veronica Tan untuk mengusut soal foto rapat Kota Tua yang dihadiri ibu 3 anak itu di Balai Kota DKI. Rapat itu juga dihadiri oleh adik Ahok dan Deputi Gubernur Sylviana Murni. Lulung menduga-duga ada unsur nepotisme.

"Itu nepotisme. Kita lagi mediasi di Kemendagri, istri dan adiknya (Ahok) asik rapat saja di sini," ungkap politikus PPP ini.

Selain itu, Tim Angket juga menggali-gali tentang CSR Pemprov DKI. Wakil Ketua DPRD M Taufik mempersoalkan dana CSR lewat Ahok Center.

"Ahok center itu menyalurkan CSR-CSR perusahaan termasuk perusahaan daerah yang membangun sesuatu yang pada akhirnya itu menjadi milik pemda. Contoh Waduk Pluit, Waduk Ria Rio. Itu jadi milik siapa? Milik pemda. Tapi ketika pembangunan itu menggunakan CSR, maka asetnya kan akan berubah. Itu kan harus masuk dalam aset pemda," ungkap Taufik.

Sebelumnya, Ahok sudah membantah bahwa Ahok Center pernah menerima dana hibah dari Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. Pasalnya menurut dia Ahok Center bukanlah sebuah yayasan dan tidak memiliki rekening.

"Makanya kalau ada anggaran hibah ke Ahok Center berarti ada Ahok Center dong. Kalau gak ada Ahok Center lo cari deh seluruh BI (Bank Indonesia) ada gak rekening nama Ahok Center," kata Ahok, Kamis (12/3/2015).

Ayah 3 anak ini menegaskan, Ahok Center sudah dijelaskan pada tahun 2012. Waktu itu ketika banjir melanda Marunda, di Jakarta Utara datang aneka bantuan dari masyarakat. Bantuan tak hanya berupa uang, namun juga bahan makanan dan pakaian. Khawatir bantuan itu diselewengkan, sejumlah bekas tim sukses Jokowi-Ahok di Pilkada 2012 lalu pergi untuk memantau bantuan.