"(Masalah) Ini bisa diselesaikan jika pertumbuhan ekonomi tinggi. Tapi jangan terjebak pada pertumbuhan saja, tapi juga pemerataannya. Ini yang selalu kita lupakan," kata Jokowi.
Hal ini disampaikan Jokowi dalam sambutannya saat menutup Kongres Umat Islam Indonesia (KUII) VI di Hotel Inna Garuda, Yogyakarta, Rabu (11/2/2015).
Dia mencontohkan gap antara si kaya dan si miskin di Indonesia yang sangat lebar di Jakarta.
"Coba naik ke atas (Jalan) Thamrin ke lantai paling tinggi. Lantai 60-50. Lalu habis itu nggak usah ke mana-mana. Langsung ke Marunda. Itu terasa kelihatan, dan sakitnya di sini," ujar Jokowi sambil memegang dadanya, disambut tawa hadirin.
Kesenjangan inilah yang menjadi pekerjaan rumah pemerintahan. Jokowi mengaku mendapat data angka jumlah orang miskin di Indonesia adalah 11 persen atau 28 juta.
"Tapi saya lihat di lapangan kok nggak. Lebih," tuturnya
Dia bercerita saat menjabat sebagai Gubernur DKI, dia mendapat data warga miskin di kota itu sebanyak 3,8 persen. Namun setelah suami Iriana ini blusukan, dia mengaku tak percaya pada angka itu.
"Saya minta data lagi, dikasih data lagi 3,8 persen miskin dan 37 persen rentan miskin. Saya tanya itu bedanya apa, yang jawab juga bingung," cerita Jokowi.
"Sudahlah jangan pakai kata-kata yang absurd. Diduga miskin, rentan miskin, hampir miskin. Itu hanya menghaluskan saja," imbuhnya.
No comments:
Post a Comment
http://www.youtube.com/user/dimensinet
http://www.youtube.com/user/MrLovemata
https://twitter.com/LoVeMaTa
Mohon untuk di Jempol dan di SUBSCRIBE yah gan. Terima Kasih