06 February 2015

Bocah Pengidap Leukemia Itu Sempat Ditolak Ajukan Jamkesda

TANGERANG, KOMPAS.com - Aditya Pria Ramadan (7), bocah pengidap penyakit kanker darah atau leukemia, sempat ditolak saat mengajukan Jaminan Kesehatan Daerah (Jamkesda) dan BPJS Kesehatan. 

Hal tersebut disebabkan tim survei melihat keluarga Aditya sebagai keluarga yang mampu. "Waktu itu belum boleh, pas disurvei lihat rumah saya besar dan ada kendaraan. Padahal itu sisa harta kami, akhirnya juga dijual semua. Rumah bukan punya saya, tapi ibu, rumah keluarga besar," kata ayah Aditya, Gunadi (40) kepada Kompas.com, Jumat (6/2/2015). 

Untuk membiayai perawatan Aditya atau Adit, tidak lagi cukup hanya dengan menjual harta benda yang ada di rumahnya. Gunadi yang berhenti dari pekerjaan untuk menjaga Adit pun harus mencari-cari pinjaman uang dan bantuan selama dua tahun. 

Dua tahun itu juga merupakan masa-masa kritis Adit yang mengharuskan dia terus berada di rumah sakit. 

Setelah kembali mengajukan Jamkesda beberapa kali, akhirnya Gunadi bisa mendapatkan jaminan itu untuk Adit. Sedangkan dia bersama istri dan adik Adit, Kiki, belum mendapat Jamkesda. 

Sampai saat ini, keluarga Gunadi memanfaatkan Jamkesda, yang kini telah berubah menjadi BPJS Kesehatan, untuk pengobatan Adit. Namun tidak semua pengobatan ditanggung oleh BPJS. Ada beberapa poin yang harus ditanggung sendiri.

"Kayak tanggal 19 (Januari) kemarin, seharusnya Adit ke rumah sakit lagi buat kontrol, tapi harus ada Rp 500.000. Duitnya lagi enggak ada, jadi belum bisa pergi," tambah Gunadi. 

Adit telah mengidap leukemia sejak Januari 2012 lalu. Menurut dokter yang merawatnya di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM), Adit harus menjalani pengobatan selama lima tahun baru bisa mematikan sel kanker darah tersebut. [Baca: Kisah Bocah Aditya Pria Ramadan Tiga Tahun Berjuang Lawan Kanker Darah]

Adit sendiri terkena leukemia jenis AML (Acute Myelogenous Leukemia), salah satu jenis yang paling berbahaya dari tiga jenis leukemia. Menurut Gunadi, anak yang terkena AML hanya bisa bertahan hidup maksimal enam bulan. Tetapi, Adit mampu bertahan dan melewati masa kritisnya sampai saat ini. 

Perawatan yang dijalani Adit baru tiga tahun. Selama ini, untuk pengobatan putranya, Gunadi menggunakan uang tabungan, menjual sejumlah harta benda, hingga memperoleh bantuan dari keluarga. Kini tidak ada lagi yang tersisa, sementara pengobatan Adit masih dua tahun lagi.

Oleh karena itu, Gunadi pun menawarkan ginjalnya kepada orang yang mau membeli. Dia mematok harga Rp 200 juta. Kata Gunadi, selain untuk biaya pengobatan, uang hasil penjualan ginjal itu akan didepositokan untuk memenuhi kebutuhan keluarga. [Baca: Ayah Bocah Penderita Leukemia Itu Tawarkan Ginjal]

No comments:

Post a Comment

http://www.youtube.com/user/dimensinet
http://www.youtube.com/user/MrLovemata
https://twitter.com/LoVeMaTa
Mohon untuk di Jempol dan di SUBSCRIBE yah gan. Terima Kasih