Presiden Joko Widodo didampingi Wakil Presiden Jusuf Kalla dan sejumlah menteri Kabinet Kerja mengumumkan kenaikan harga bahan bakar minyak, di Istana Merdeka, Senin (17/11/2014).
BANDUNG, KOMPAS.com - Presiden Joko Widodo mengaku tidak mempersoalkan popularitas dirinya jatuh karena telah menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) dan kemudian menghapus subsidi untuk premium. Menurut Jokowi, dia bekerja bukan untuk mencari popularitas.
"Soal BBM, tidak sampai sebulan setelah dilantik, banyak yang bilang, 'Pak kalau BBM naik popularitas akan anjlok'. Saya sampaikan saya bekerja bukan untuk popularitas, saya bekerja untuk negara dan rakyat. Kalau (popularitas) anjlok, silakan," kataJokowi dalam sambutannya di acara Musyawarah Nasional (Munas) XV Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi), Bandung, Senin (12/1/2015).
Pada pertengahan November 2014 lalu, Jokowi memutuskan menaikkan harga BBM bersubsidi. Namun, pada 31 Desember, Jokowi memutuskan menurunkan harga solar dan menghapus subsidi untuk premium.
Jokowi mengatakan, risiko itu diambilnya lantaran berdasarkan hitungan, subsidi BBM sudah terlalu membebani APBN. Selama lima tahun ini, dia menyebutkan subsidi BBM sudah menyedot Rp 1.300 triliun.
"Hitungan nalar saya, Rp 1.300 triliun untuk waduk dipakai jalan tol, airport, alur kereta api, itu pasti rampung jadi. Saya nggak berpikir masalah popularitas. Apa hubungannya popularitas dengan pekerjaan saya? Nggak ada," kata dia.
Dengan kebijakan pengalihan subsidi itu, Jokowi mengatakan, pembangunan tol trans Sumatera, kereta api di Sumatera dan Kalimantan mulai dibangun tahun ini. Sementara untuk jalur kereta api di Papua, saat ini masih dilakukan studi kelayakan.
Selain itu, Jokowi juga menargetkan perluasan dan pembangunan terhadap 24 buah pelabuhan selama lima tahun pemerintahannya. (baca: Premium Tak Lagi Disubsidi, Subsidi BBM dalam APBN-P 2015 "Hanya" Rp 56 Triliun)
"Konektivitas ini penting, dengan itu semua akan serba mudah. Negara yang memperhatikan infrastruktur nantinya akan jadi negara maju," imbuh Jokowi. (baca: Harga BBM Dimungkinkan Berubah Dua Kali Sebulan)
Pemerintah menetapkan skema baru penghitungan harga BBM yang bisa mengevaluasi harga setiap bulannya. Skema ini menghitung harga premium dan solar mengikuti perkembangan harga minyak dunia dan telah disesuaikan dengan formula sesuai harga dasar ditambah Pajak Pertambahan Nilai (PPN) serta Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor (PBBKB).
Harga terbaru BBM premium RON 88 baik yang BBM khusus penugasan maupun BBM umum nonsubsidi ditetapkan sebesar Rp 7.600 per liter, dan harga solar bersubsidi menjadi Rp 7.250 per liter yang berlaku sejak awal Januari 2015. Namun, harga ini dipastikan berubah pada awal Februari mendatang.
No comments:
Post a Comment
http://www.youtube.com/user/dimensinet
http://www.youtube.com/user/MrLovemata
https://twitter.com/LoVeMaTa
Mohon untuk di Jempol dan di SUBSCRIBE yah gan. Terima Kasih