31 December 2014

Akhirnya tvOne diberi sanksi KPI usai tayangkan jasad mengambang

Washington Post sindir tvOne tayangkan jasad mengambang
Keluarga korban AirAsia di Juanda. ©AFP PHOTO

Merdeka.com - Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) menjatuhkan sanksi teguran tertulis kepada stasiun tvOne karena pelanggaran Pedoman Perilaku Penyiaran dan Standar Program Siaran (P3 & SPS). Teguran ini terkait penayangan secara langsung tvOne saat Basarnas mengevakuasi korban pesawat AirAsia QZ8501 yang jatuh di perairan Pangkalanbun, Kalimantan Tengah.

Dalam tayangan 'Breaking News' yang disiarkan pada 30 November 2014 pukul 14.48 WIB, tvOne menyiarkan gambar jenazah korban dengan kondisi mengapung di laut tanpa busana lengkap. KPI menilai, gambar yang ditayangkan secara close up tanpa edit ini sangat tidak santun dan dapat menimbulkan ketidaknyamanan dan rasa trauma pada masyarakat, khususnya keluarga korban. 

"Terbukti, di Surabaya, ada keluarga korban yang langsung pingsan begitu melihat tayangan tersebut," ujar Wakil Ketua KPI Pusat, Idy Muzayyad dalam rilis yang diterima merdeka.com, Rabu (31/12).

Secara khusus Idy mengatakan, tayangan itu telah melanggar P3 & SPS KPI, salah satunya Pasal 25 P3 KPI 2012 tentang peliputan bencana. Dia mengatakan, tvOne sudah melanggar pasal 25 ayat (1) P3.

"Penayangan kondisi korban yang sedang dievakuasi dari laut tanpa proses editing jelas melanggar ketentuan yang ada dalam P3 tadi," terang Idy.

Saat munculnya berita duka hilangnya pesawat Air Asia, kata dia, KPI sebenarnya sudah mengirimkan surat imbauan kepada seluruh lembaga penyiaran agar berhati-hati dalam melakukan peliputan bencana, terutama dengan memperhatikan kondisi psikologis keluarga korban yang tertimba musibah tersebut.

"Kami tidak menginginkan kondisi duka yang dialami para keluarga korban akan semakin bertambah berat dengan hadirnya tayangan langsung peliputan bencana yang tanpa empati," tegas dia.

Selain memberikan teguran tertulis kepada TV One, KPI juga memberikan peringatan kepada Metro TV dan TVRI atas tersiarnya gambar-gambar korban musibah jatuhnya pesawat AirAsia QZ8501. KPI berharap, teguran dan peringatan ini juga menjadi pelajaran bagi seluruh lembaga penyiaran agar berhati-hati dalam melakukan peliputan musibah, terutama memperhatikan kondisi psikologis dan traumatis keluarga korban.

KPI menerima banyak aduan dan keberatan dari masyarakat atas tayangan di beberapa televisi yang meliput langsung proses evakuasi korban musibah jatuhnya AirAsia QZ8501. Aduan itu disampaikan langsung ke KPI baik melalui SMS, email, sosial media serta telepon langsung ke KPI. Untuk itu KPI berharap, seluruh lembaga penyiaran dapat lebih bijak lagi dalam melakukan liputan bencana.

Harian terkemuka Amerika Serikat, The Washington Post ikut mengecam penayangan jasad korban AirAsia QZ8501 yang mengambang di atas laut. Akibat tayangan itu, keluarga yang melihat siaran tersebut menjerit histeris hingga pingsan. 

"Di bandara, berlokasi sekitar 400 mil tenggara Jakarta, seluruh keluarga menyaksikan tvOne yang memperlihatkan tim pencari berseragam oranye sedang turun dari helikopter. Tanpa peringatan, keluarga menyaksikan tayangan selanjutnya: jenazah mengambang di air. Tanpa pakaian, dan hanya mengenakan pakaian dalam warna hitam," demikian dikutip dari The Washington Post, Rabu (31/12).

Padahal, keluarga dari 162 orang penumpang masih menunggu kabar baik dari proses pencarian pesawat yang hilang. Tayangan itu membuat mereka menangis, bahkan beberapa di antaranya pingsan setelah menyaksikan gambar itu.

Seorang karyawan wanita AirAsia langsung menghujat tvOne yang menayangkan jasad mengambang, bersama 200 jurnalis yang ikut melihat secara langsung proses evakuasi tersebut.

"Apakah mungkin anda tidak menayangkan gambar jenazah? Tolong jangan tayangkan gambar jenazah, itu gila," keluhnya saat itu.

Tak hanya itu, kritikan juga disampaikan Harian Inggris The Independent. Tayangan tersebut dianggapnya menyakiti perasaan keluarga yang tengah menantikan kabar terbaru.

"tvOne, tv berita Indonesia, menayangkan gambar kru penyelamat usai menemukan petunjuk dan jasad di Laut Jawa, dekat perairan Kalimantan, pada layar terpisah juga menayangkan langsung reaksi keluarga dari para penumpang," demikian ditulis The Independent.

Harian ini lantas merujuk sejumlah kecaman yang beredar lewat media sosial, khususnya Twitter. Salah satunya akun bernama @alicebudi.

"Sangat sulit mendengar teriakan dan tangisan keluarga. Mereka sudah menunggu sebuah keajaiban, tapi terpaksa menyaksikan berita yang terburuk," tulis Alice Budisatrijo.

Meskipun pembawa berita tvOne langsung meminta maaf atas penayangan jenazah korban AirAsia QZ8501 yang mengapung, hal tersebut tidak menyurutkan kecaman publik melalui media sosial. Misalnya saja di Twitter.
"tvone gendeng mayat ngambang ditayang tanpa sensor kasian keluarga korban," kicau akun @andrisaubani.
Akun @GitaAqsho mengeluarkan pernyataan yang tak kalah kerasnya dalam bahasa Inggris. "TVOne just broadcasted a naked body floating, suspected a victim of QZ8501 and then zoomed-in the reaction of the families, cruelty!" kicaunya.

No comments:

Post a Comment

http://www.youtube.com/user/dimensinet
http://www.youtube.com/user/MrLovemata
https://twitter.com/LoVeMaTa
Mohon untuk di Jempol dan di SUBSCRIBE yah gan. Terima Kasih