Abraham Lunggana alias Lulung mengaku sudah tidak ada masalah dengan Ahok

Jakarta - Abraham Lunggana alias Lulung mengaku sudah tidak ada masalah dengan Ahok yang bersuara keras soal kebobrokan DPRD jika pilkada tidak dilakukan langsung. Hanya saja dia mengingatkan agar Ahok berhati-hati bicara sehingga tidak ada pihak yang tersinggung. 

"Yang penting abang kita ganteng itu, Pak Ahok, udahlah manis-manis aja bicara. Ai dukung," ujar Lulung.

Berikut wawancara wartawan dengan politisi PPP itu di sela acara Lebaran Betawi di Monas yang juga dihadiri Wagub Ahok, Minggu (14/9/2014). Lulung ditanya soal hubungannya dengan Ahok, rencana interpelasi di DPRD maupun perpecahan di tubuh PPP:

Bagaimana hubungan dengan Pak Ahok pasca bersitegang kemarin? Sudah baikan sama Ahok?

Kalau pertemanan kita harus mesra tapi kalau menjalankan pemerintahan harus saling dukung. Tadi Pak Ahok sepakat, 'Pak Haji jangan ngomong lagi di berita'. Oke. Tapi syarat gue, Pak Ahok juga jangan ngomong di berita. Kalau pun ngomong di berita, saya minta dia tetap klarifikasi biar teman-teman (DPRD) terobati, jangan bawa-bawa DPRD. Bahasa-bahasa yang jelek sudah nggak usahlah. Kita dipilih rakyat, saya dipilih rakyat, Pak Ahok dipilih rakyat, bahasanya harus merakyat jadi ada pengakuan rakyat. Sehingga stabilitas poltik, etika dan norma itu tetap digunakan karena itu Undang-undang yang patut dijalankan. 

UU 32 tahun 2004 menjelaskan itu. Gubernur dan wakil gubernur dalam menjalankan pemerintahan daerah harus menjaga etika dan norma. Ditambah lagi dengan peraturan Menteri Dalam Negeri, di dalam rangka menjalankan etika norma, ekonomi, sosial, itu harus dijalankan. Saya yakinlah kalau tadi Pak Ahok bilang saya sparing partner-nya itu untuk kebaikan pembangunan di Jakarta.

Berarti Anda sudah mendukung Pemprov DKI?
Kan saya bilang, saya orang pertama yang mengatakan, tidak ada yang melarang Ahok jadi gubernur karena itu hasil konstitusi. Oleh karenanya, kalau Pak Jokowi diangkat jadi presiden dengan sendiri secara konstitusi Ahok jadi gubernur. Dan saya mengatakan itu jauh-jauh hari. Pak Ahok saya mendukung pemerintahan Pak Ahok sampai selesai. Ini mustinya aman dia, jangan lagi berkelakar, mulutnya harus manis manis. Kan gini 'Gue kan dipilih rakyat'. Terus Haji Lulung dipilih siapa? Rakyat. Jadi bahasanya harus merakyat.

Lu (wartawan) jangan adu lagi ya. Janji ya. Entar lu plesetin lagi. Begini, sama Haji Lulung nggak ada masalah, tapi persoalannya kan teman-teman DPRD. Saya akan bantukan komunikasi dengan DPRD. Dan nanti kita akan bertemu.

Rencana akan menginterpletasi Pak Ahok berarti nggak jadi?
Belum tentu. Anggota DPRD semua kan masih rapat. Segera Pak Ahok nggak usah sungkanlah, nggak usah minta maaf, klarifikasi saja. 'Oh kalau gitu gue salah ya ngomong gitu'. Kan gini, UU- (RUU Pilkada)-nya masih prematur. Masih jadi rancangan, belum jadi UU.

Untuk posisi wakil gubernur, tadi Pak Ahok tadi ngomong Pak Nachrowi, gimana?

Sangat setuju, Sangat berkompetensi. Bang Nachrowi orang Betawi, bintang dua. Punya pengalaman di bidang birokrasi. Saya mendukung.

Mau ngusulin (nama Nachrowi) buat ke Koalisi Merah Putih?
Insya allah. Itu harus dilakukan usaha yang dilakukan oleh Partai Demokrat. Cakap, cerdas, kompetensi, pokoknya ada di Pak Nachrowi. Yang penting Gerindra merekomendasikan Bang Nachrowi.

Tadi katanya mau komunikasi dengan DPRD soal Ahok, termasuk Pak Taufik (Ketua DPD Gerindra DKI)?
Iya. Politik ini harus kompromi. Yang penting abang kita ganteng itu, Pak Ahok, udahlah manis-manis aja bicara. Ai dukung.

Bagaimana dengan PPP yang pecah antara Pak Romi dengan Suryadharma?
Suruh menjalankan konstitusi secara aja secara baik. Gini, ini kan partai Islam, kalau partai Islam ribut terus, entar orang Islam nggak milih partai Islam, jadi intinya rekonsiliasi.

Bapak khawatir dengan saling pecat akan memberi citra buruk untuk PPP?
Itu salah satunya. Nanti tidak ada yang pilih PPP.