16 June 2014

Penyebab Tabrakan Beruntun, Pengemudi Transjakarta Terancam Dipecat

JAKARTA, KOMPAS.com — Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta Mohammad Akbar menyatakan bakal memberi sanksi kepada pengemudi transjakarta jika terbukti lalai. Sebab, pengemudi tersebut menjadi penyebab terjadinya tabrakan beruntun di Koridor I (Blok M-Kota) yang melibatkan dua bus kopaja AC dan transjakarta gandeng. 

"Tentunya akan ada sanksi jika hasil kajiannya terbukti bersalah. Bisa sampai diberhentikan," kata Akbar, di Balaikota Jakarta, Senin (16/6/2014). 

Ia pun melihat kecelakaan ini akibat human error atau keteledoran pengemudi. Meski demikian, mantan Kepala Badan Layanan Umum (BLU) Transjakarta itu tak mau gegabah untuk memberikan sanksi. Sebab, dia belum mendapat laporan detail kronologi kecelakaan beruntun tersebut. 

"Saya baru dapat info ada tabrakan, detailnya belum tahu," ucap Akbar. 

Pada kesempatan berbeda, Kasatlantas Polres Jakarta Pusat Ajun Komisaris Besar Polisi (AKBP) Sakat mengatakan, pengemudi bus transjakarta yang berada di antrean paling belakang tidak memperhatikan jarak. Padahal, saat itu, tiga kendaraan yang sudah sampai dekat halte Monas, yaitu satu bus transjakarta dan dua bus kopaja, sudah mengantre. 

"Jadi bus transjakarta yang paling belakang itu melaju sedikit kencang tanpa memperhatikan jarak antarbus. Padahal, pengemudi bus itu sudah melihat ada tiga bus yang sedang mengantre di Halte Monas," kata Sakat. 

Tabrakan beruntun antara dua unit transjakarta Koridor I (Blok M-Kota) dan dua unit kopaja AC di Halte Monas, Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat, terjadi sekitar pukul 07.55 WIB. Kecelakaan itu melibatkan dua bus transjakarta gandeng berpelat nomor B 7562 TGA dan B 7501 TAG serta dua bus kopaja AC berpelat nomor B 7611 DG dan B 7700 YR. 

Akibat peristiwa tersebut, lima penumpang kopaja AC mengalami luka-luka. Korban langsung dibawa ke Rumah Sakit Budi Kemuliaan. Transjakarta itu kemudian dibawa ke pul Damri di Pesing, Jakarta Barat, dan kopaja AC dibawa ke pul Jagakarsa, Jakarta Selatan.

JAKARTA, KOMPAS.com — Sebanyak tujuh orang korban tabrakan beruntun yang terjadi di jalur transjakarta, Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat, pada Senin (16/6/2014) pagi, dirawat di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Tarakan. Ketujuh korban yang merupakan penumpang transjakarta dan kopaja itu dibawa ke ruang instalasi gawat darurat (IGD) seusai kejadian. 

Seorang penumpang kopaja 602 jurusan Ragunan-Monas, Veny Katrina (26), mengatakan, saat itu, ia yang bekerja sebagai konsultan akan menemui klien di Kementerian Pertahanan. Namun, tabrakan beruntun pada pukul 07.55 WIB tersebut membuatnya membatalkan pertemuan itu dan membuatnyashock

"Saya mau ketemu klien, kantor saya di Tebet. Jadi, ke Kemenhan naik kopaja buat menemui klien saya," kata Veny saat ditemui di RSUD Tarakan, Gambir, Jakarta Pusat. 

Veny mengalami luka pada bagian kaki. Dia mengaku kondisi psikisnya jauh lebih baik. Namun, jika berjalan, ia masih pincang. 

Veny mengaku duduk di bangku ketiga dari depan kopaja 602, yang merupakan bus di posisi ketiga dalam tabrakan beruntun itu. Ketika kejadian, ia berusaha menyelamatkan diri dengan lompat melalui pintu tengah bus kopaja tersebut. Sepengetahuan Veny, di kopaja tersebut terdapat 6 orang, 4 orang di antaranya adalah penumpang, 1 orang sopir, dan 1 orang kondektur. 

"Saya kepikiran langsung keluar. Di situ bangku udah pada lepas, kaca juga pada pecah," kata Veny. 

Korban lain, Safitri (25), mengaku mengalami luka di bagian kaki, mengalami memar, serta luka ringan di tangan. Dia menuturkan, saat kejadian, ia dibawa oleh dua orang petugas transjakarta untuk diobati di RS Tarakan. 

Saat ditemui Kompas.com, terdapat noda darah di bagian kanan jilbab kuning yang dikenakan Safitri. Safitri saat itu duduk di tengah kopaja 602 dan sedang memainkan telepon genggamnya. Tiba-tiba, ia langsung dikejutkan oleh tabrakan itu. Kemudian, ia tak ingat kejadian itu dan sudah ditangani pihak RS Tarakan. 

Penumpang lain, Christina (28), penumpang tranjakarta yang berada di bus pertama, mengaku duduk di kursi paling belakang. Christina mengalami luka di bagian punggung dan terkena pecahan kaca. 

"Punggung saya terasa kena dari tabrakan kopaja belakang. Terus saya maju ke depan. Tersungkur gitu. Saya sama penumpang lain di belakang kena pecahan kaca bus," kata Christina yang lemas dan harus duduk di kursi roda. 

Salah seorang petugas pengurus pengendali jalur dari Perum Damri, operator BLU Transjakarta, Iwan, mengklaim, semua pengobatan korban di RS Tarakan sudah dibiayai lunas oleh Perum Damri. 

"Sudah ditanggung biaya obat dan IGD. Kini urusan di RS Tarakan sudah selesai," kata Iwan.

No comments:

Post a Comment

http://www.youtube.com/user/dimensinet
http://www.youtube.com/user/MrLovemata
https://twitter.com/LoVeMaTa
Mohon untuk di Jempol dan di SUBSCRIBE yah gan. Terima Kasih