Gerindra: Elektabilitas Jokowi Turun Bukan karena Ahok

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua DPD Gerindra Mohammad Taufik menyebut Joko Widodo sebagai pemimping bertopeng. Ketika topengnya terbuka, elektabilitasnya pun turun di Jakarta.

Menurut Taufik, mantan Wali Kota Solo itu dari awal tidak pernah berniat membenahi Kota Jakarta. Dia menyebut, motif Jokowi menjadi gubernur DKI hanyalah batu loncatan untuk maju menjadi presiden.

"Topengnya terkuak kelihatan aslinya, makanya elektabilitasnya menurun," kata dia di Balaikota Jakarta, Jumat (20/6/2014).

Taufik mengatakan, rakyat Jakarta paham kalau Jokowi peminpin yang tidak amanah. Sebab, dia telah meninggalkan tanggung jawabnya sebagai gubernur DKI Jakarta demi jabatan yang lebih tinggi.

"Warga Jakarta makin sadar kalau Jokowi adalah pemimpin yang haus kekuasaan. Yang tadinya seolah-olah baik dan bekerja untuk rakyat Jakarta, ternyata lari dari tanggung jawab," ujarnya.

JAKARTA, KOMPAS.com — Ketua DPD Gerindra Mohammad Taufik membantah pernyataan Ketua DPD PDI Perjuangan Boy Sadikin yang menilai turunnya elektabilitas calon presiden nomor 2, Joko Widodo, disebabkan ketakutan warga yang enggan jika Pelaksana Tugas (Plt) Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama memimpin Jakarta. 

Menurut dia, penurunan elektabilitas Jokowi lebih disebabkan warga Jakarta merasa Jokowi adalah figur yang haus kekuasaan karena meninggalkan tanggung jawabnya sebagai Gubernur DKI. 

"Turunnya elektabilitas dia (Jokowi) bukan karena warga takut dipimpin Ahok (sapaan Basuki). Warga Jakarta lebih cerdas ketimbang yang bikin statement (Boy)," kata Taufik di Balaikota Jakarta, Jumat (20/6/2014).

Sebelumnya, Jokowi mengakui bahwa elektabilitasnya di Jakarta turun. Dia menuding bahwa hal tersebut dampak dari kampanye hitam yang terus menyerangnya.

Namun, Jokowi tetap optimistis. Menurut dia, warga Jakarta lebih cerdas menyikapi kampanye hitam menjelang Pilpres 2014 ini.