Merdeka.com - Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama, hadir dalam peresmian patung masa kecil Abdurrahman Wahid aliasGus Dur. Patung Presiden RI ke-4 itu kini bisa dinikmati di Taman Amir Hamzah, Jakarta Pusat.
Kehadiran Ahok, sapaan Basuki, di acara itu bukan semata-mata karena menjabat sebagai orang nomor satu di DKI. Buat Ahoksendiri, sosok Gus Dur meninggalkan kesan-kesan yang mendalam.
Semangat pluralisme yang dibangum Gus Dur saat memerintah membuat masyarakat Tionghoa sangat berterima kasih. Sebab setelah itu, tak ada kesan pembedaan atas suku, agama dan ras karena sudah menyatu dalam Bhineka Tunggal Ika.
Itu sebabnya, kata Ahok, bagi warga Tionghoa Gus Dur sudah seperti Ceng Ho. Ceng Ho dalam bahasa Indonesia diartikan sebagai dewa.
"Saya rasa kalau orang Tionghoa menganggap Gus Dur itu seperti Ceng Ho, kayak dewa," kata Ahok di sela peresmian patung Gus Dur.
Dalam pandangan Ahok, sosok Gus Dur sangat menginspirasi, terutama sekitar awal tahun 2000-an saat di mana muncul ketidaksukaan terhadap etnis Tionghoa.
"Cuma dia Presiden yang ngaku kalau dia keturunan Tionghoa. Waktu dulu saya mau jadi gubernur saudara saya bilang tidak tahu malu, sepupu saya saja bilang begitu, itu Si Koko Ahok tidak tahu diri. Tapi dia tidak tahu Gus Dur sudah bisik-bisik sama saya, kamu bisa jadi gubernur," kenang Ahok.
Selain wujud rasa terima kasih pada perjuangan Gus Dur, Ahok juga merasa punya karakter yang sama Gus Dur. Suka bicara apa adanya demi kebenaran meski kadang menyakitkan seseorang.
"Bagi saya Gus Dur itu apa adanya. Kadang orang tidak suka dengan orang yang ngomong apa adanya. Kalau salah ya kita koreksi. Bukan macam-macam. Gus Dur kan ngomong rasional. Apa yang di hati dan pikirannya sama. Kadang orang tidak bisa terima. Kadang orang suka yang manis-manis dan lembut. Padahal di belakang mau nonjok orang," ujar Ahok.
Lanjut Ahok, ada tantangan tersendiri jika mengikuti gaya Gus Dur. Tantangan itu berupa ketidaksukaan orang jika berbicara tentang kebenaran. Menurut mantan bupati Belitung Timur ini, banyak politisi yang justru takut ungkapkan kebenaran. Lain dengan Gus Dur yang berbicara tentang kebenaran.
"Kalau kita ikut gaya Gus Dur kan pasti ada yang tidak suka. Banyak politisi berpikir begini, yang penting saya punya kedudukan daripada berbicara tentang kebenaran malahan dibenci orang. Padahal, konsep Gus Dur kan menyampaikan kebenaran biar orang terdidik," tutur Ahok.
Ahok menyimpulkan, jika banyak rakyat menjadi liar karena tidak tahu apa itu kebenaran. Katanya, orang demikian akibat banyak dijejali oleh kebohongan dan kemunafikan.
"Kenapa rakyat jadi liar karena mereka tidak tahu apa itu kebenaran. Rakyat terlalu banyak dibohongi dengan kemunafikan. Kalau kita omong keras ya resiko terjungkal seperti Gus Dur alami. Tapi bagi saya, walaupun dijungkali, jika dinginkan Tuhan ya kita belajar yang baik. Anda mau pilih yang mana? Yang benar atau ditutup-tutupi?" jelasnya.
Dia berharap di Indonesia bisa lahir tokoh-tokoh lainnya seperti Gus Dur lagi, baik yang dari Muslim maupun agama lain.
"Maka pasti ada resiko di impeachment (pemakzulan), jadi saya ikut Gus Dur saja," tutup Ahok.
No comments:
Post a Comment
http://www.youtube.com/user/dimensinet
http://www.youtube.com/user/MrLovemata
https://twitter.com/LoVeMaTa
Mohon untuk di Jempol dan di SUBSCRIBE yah gan. Terima Kasih