24 June 2014

Elite Partai Golkar Ini Puji Jokowi, Kritik Prabowo

Jakarta - Menteri Perindustrian yang juga politisi senior Partai Golongan Karya Muhammad Suleman Hidayat, tercatat ikut memberikan komentar terkait visi misi calon presiden dan wakil presiden. Dia memberikan komentar usai kandidat presiden dan wakil presiden melakukan dialog dengan Kamar Dagang dan Industri pada Jumat (20/6/2014) pekan lalu.

Hidayat yang juga mantan Ketua Umum Kadin itu merasa perlu hadir dalam dialog itu untuk melihat visi misi capres dan cawapres soal dunia usaha di Indonesia.

"Kami mau melihat visinya dalam 5 tahun, karena teman-teman itu kan sudah bikin roadmap-nya. Mereka mau melihat seberapa jauh kesamaannya," kata Hidayat sebelum memasuki Gedung Djakarta Theater, Jakarta, Jumat (20/6/2014).

Usai mengikuti dialog, Hidayat memberikan sejumlah komentar terkait visi misi pasangan Prabowo Subianto-Hatta Rajasa maupun Joko Widodo-Jusuf Kalla.

Berikut ini tanggapan MS Hidayat: 

Jokowi-JK Lebih Membumi, Prabowo Makro dan KonseptualMeski partainya mendukung duet Prabowo-Hatta, namun MS Hidayat tak ragu untuk memuji Jokowi-JK. Setalah mendengar langsung pemaparan dua pasang capres-cawapres diapun memberikan sejumlah catatan.

"Setelah mendengarkan paparan kedua pasang calon, pasangan yang terakhir (Jokowi-JK) lebih membumi, bahkan lebih lengkap dengan memberikan ilustrasi penyelesaian yang akan mereka lakukan nanti, khususnya yang menjadi hambatan sektor bisnis selama ini. Sedangkan pasangan yang pertama (Prabowo-Hatta) lebih terkesan makro dan konseptual," kata Hidayat.

Bahkan dia menilai Jokowi-JK dalam pemaparannya lebih komprehensif dan menguasai tema yang didialogkan dengan para pengusaha.� "Jokowi-JK lebih komprehensif, mereka kuasai aksentuasi, konsepsi," ucap Senior di Partai Golkar ini.

Hidayat menegaskan, dirinya dalam posisi yang obyektif dalam menilai apa yang disampaikan oleh kedua pasang calon capres dan cawapres tersebut.

"Bukan berarti saya menyeberang, saya berusaha obyektif. Di sini saya bicara sebagai senior di Kadin, dan di Kadin banyak pengusaha di dalamnya belum menentukan siapa yang akan dipilih, menit-menit terakhir bisa berubah," tutupnya.

Ide Mobnas Prabowo Dinilai Sulit Berkembang
Calon presiden Prabowo Subianto untuk ke sekian kalinya mewacanakan pengembangan mobil nasional jika dia terpilih memimpin Indonesia. Namun menurut Hidayat, pengembangan mobil nasional (mobnas) dengan merek Indonesia sulit berkembang.

Apalagi hingga kini belum ada investor yang bersedia menanamkan investasi. Kalaupun ada investor, tak menjamin bisa sehat sebagai perusahaan seperti yang dialami pabrik Proton, Malaysia.

Hidayat mengatakan untuk mengembangkan mobil nasional butuh investasi tak sedikit, sehingga yang dibutuhkan adalah pemodal besar.

"Berkali-kali saya menyampaikan, industri mobil ini sangat berat karena dia capital intensive (padat modal) di sisi lain dia juga labour intensive (padat karya). Capital intensive dibutuhkan pemodal, investasi besar itu bisa pemerintah bisa swasta," katanya di acara Seminar soal Industri di Kementerian Perindustrian, Jl Gatot Subroto, Jakarta, Senin (23/6/2014) kemarin.

Dia mengisahkan pada Orde Baru ada beberapa merek mobil lokal yang sempat beredar di pasaran, namun terhenti di tengah jalan karena memang tak berbasis fundamental industri yang kuat.

"Di masa yang lalu beberapa swasta besar mulai dari Tommy (Hutomo Mandala Putra/Tommy Soeharto), Bimantara dan sebagainya, akhirnya tidak sukses. Karena memang struktur industri permobilan ini high-tech dan kompetisinya sudah global," tambahnya.

Dikatakan Hidayat, untuk mengembangkan mobil nasional, setidaknya setiap tahun, kapasitas produksinya harus mencapai 30.000 unit agar layak. Selain itu, dari segi pembiayaan pun harus besar.

"Kalau dilakukan pemerintah juga bisa, seperti Malaysia, Proton, tapi kalau kita perhatikan, Proton pun setelah sekian puluh tahun dia belum profitable (untung). Dalam arti sebagai perusahaan," katanya.

Kapan Foxconn Masuk RI? MS Hidayat: Mungkin Tunggu Jokowi Jadi Presiden

Produsen komponen telepon seluler (ponsel) asal Taiwan, Foxconn belum juga merealisasikan investasinya di Indonesia. Bahkan Menteri Perindustrian (Menperin) MS Hidayat tak tahu perkembangan terbaru rencana investasi pabrik yang kabarnya akan memproduksi BlackBerry di Jakarta.

"Terakhir dia agreement sama Jokowi (saat menjabat gubernur Jakarta aktif) kan, mungkin saja mereka menunggu Jokowi jadi presiden," kata MS Hidayat di kantornya, Jalan Gatot Soebroto, Jakarta, Senin (23/6/2014) kemarin.

Hidayat mengatakan, kondisi terakhir yang mengganjal rencana pembangunan pabrik Foxconn di Indonesia adalah soal permintaan lahan gratis seperti yang mereka dapatkan di Tiongkok karena negara komunis. Selain itu, kabar soal negosiasi dengan para calon mitra lokal Foxconn di Indonesia belum jelas kabarnya.

"Kalau kita nggak mungkin (beri gratis). Makanya saya anjurkan untuk bekerjasama atau membeli tanah yang sudah disiapkan. Sudah beberapa investor saya ketemukan. Tapi selalu dia nggak membiayai tanahnya," katanya.

Mantan Ketua Kadin ini juga mengatakan, Foxconn juga sudah pernah bersepakat dengan BlackBerry soal pabriknya di Indonesia. Selain itu, juga sudah ada upaya agar BUMN PT Kawasan Berikat Nusantara (KBN) ikut serta dalam penyedian lahan, dengan skema lahan yang dikoversi sebagai saham di pabrik Foxconn.

"Saya pikirkan itu lama-lama Foxconn sering kali melemparkan isu itu sengaja supaya harga sahamnya naik terus, kalau dia mau investasi baru kan," katanya.


No comments:

Post a Comment

http://www.youtube.com/user/dimensinet
http://www.youtube.com/user/MrLovemata
https://twitter.com/LoVeMaTa
Mohon untuk di Jempol dan di SUBSCRIBE yah gan. Terima Kasih