23 December 2016

Gus Dur dan Gelar Bapak Tionghoa Indonesia

Haul Gus Dur


Haul ke-7 almarhum Abdurrahman Wahid alias Gus Dur akan digelar malam ini di Kompleks Al-Munawwaroh Jalan Warung Silah 10 Ciganjur, Jakarta Selatan. Haul ke-7 Gus Dur kali ini mengambil tema Ngaji Gus Dur: Menebar Damai Menuai Rahmat.

Mendiang Presiden ke-4 RI, Gus Dur mendapatkan gelar kehormatan sebagai Bapak Tionghoa Indonesia. Gelar itu disematkan oleh komunitas Tionghoa Semarang, Perkumpulan Sosial Boen Hian Tong (Rasa Dharma) pada Minggu, 24 Agustus 2014.

Perkumpulan Rasa Dharma memberikan gelar Bapak Tionghoa Indonesia karena Gus Dur dinilai berjasa menjadikan semua warga negara menjadi setara. Warga negara keturunan Tionghoa diberi hak yang sama dengan pribumi, termasuk dalam politik. 

Wakil Sekretaris Jenderal Partai Kebangkitan Bangsa Daniel Johan menceritakan bagaimana Gus Dur membebaskan diskriminasi terhadap keturunan Tionghoa. Bagimana ceritanya?

Sebelum tahun 2000, Daniel Johan tak pernah bermimpi bakal menjadi anggota Dewan Perwakilan Rakyat dan duduk di jajaran elite Partai Kebangkitan Bangsa, partai yang didirikan oleh Nahdlatul Ulama. Maklum pria kelahiran Jakarta, 10 April 1972 itu berdarah Tionghoa dan beragama Buddha. 
Daniel Johan di Gedung DPR RIFoto: Rengga Sancaya
Daniel Johan di Gedung DPR RI
Waktu itu Sulit bagi Daniel untuk berkarier di lembaga politik apalagi duduk di jajaran elite partai. Namun di tahun 1999 keadaan politik di tanah air berubah. Mantan Ketua Umum Pengurus Besar NU, Abdurrahman Wahid alias Gus Dur menjadi Presiden ke-4 Indonesia. 

Di suatu pagi di tahun 2000, Daniel mendapat telepon dari Staf Presiden Gus Dur agar datang ke Istana Kepresidenan untuk sarapan bersama orang nomor 1 di republik ini. 

"Saya anak muda, bukan siapa-siapa diundang makan pagi oleh Presiden Gus Dur," kenang Daniel saat berbincang dengan detikcom, Kamis (22/12/2016). 

Daniel yang tak percaya karena diajak santap pagi sama Gus Dur itu tambah kaget, karena ternyata dia ditawari ikut membesarkan PKB. Waktu itu Gus Dur adalah Ketua Dewan Syuro PKB. 

"Salah satu yang diungkapkan Gus Dur itu, 'Daniel kamu suatu saat harus membesarkan PKB, dan saya ingin kamu jadi
pemimpin'," kenang Daniel menirukan perkataan Gus Dur. 

Namun, kata Gus Dur, untuk jadi pemimpin, Daniel harus naik kelas. "Meski kamu Tionghoa kamu harus Jadi pemimpin untuk seluruh rakyat," kata Daniel menirukan Gus Dur. 

Mantan Juru Bicara Kepresidenan 1999-2001 yang kini menjadi Katib Aam PBNU, K.H Yahya Cholil Staquf mengatakan bahwa Gus Dur merasa perlu memperjuangan hak minoritas. Bagi Gus Dur peruntungan hak minoritas di Indonesia itu akan menjadi titik tolak dari perjuangan untuk keadilan bagi seluruh umat manusia. 

"Karena kalau nonmuslim minoritas, di tempat lain ada banyak tempat muslim yang menjadi minoritas. Kalau melakukan ketidakadilan karena mereka minortas sama saja kita merelakan sesama muslim di tempat lain yang minoritas diperlakukan tidak adil," kata Yahya. 

Sehingga, tak ada jalan lain dari kelompok manapun kecuali mengupayakan keadilan bagi kemaslahatan di Indonesia. "Kalau tidak berlandaskan keadilan, negara tidak mampu bertahan lama. Ini perjuangan keadilan," papar Yahya.

No comments:

Post a Comment

http://www.youtube.com/user/dimensinet
http://www.youtube.com/user/MrLovemata
https://twitter.com/LoVeMaTa
Mohon untuk di Jempol dan di SUBSCRIBE yah gan. Terima Kasih