Bicara Kasus Ahok, Djarot: Proses Hukum Berjalan, Apapun Keputusannya Diterima

Calon Wakil Gubernur DKI Jakarta Djarot Syaiful Hidayat meminta semua pihak menghormati proses hukum yang berjalan di Polri terkait laporan dugaan penistaan agama oleh Basuki Tjahaja Purnama (Ahok). Apapun tindaklanjut dari proses hukum, harus dihormati. 

"Kan sudah jelas, proses hukum berjalan terus, apapun keputusannya, kami berharap semua bisa menerima dengan lapang dada, apapun putusannya itu," kata Djarot kepada wartawan usai ziarah di Makam Bung Karno di Blitar, Jawa Timur, Kamis (10/11/2016).

Djarot menegaskan, dirinya bersama Ahok tetap fokus berkampanye yang salah satunya dilakukan dengan blusukan. 

Meski ada penolakan dari warga saat blusukan, Djarot memastikan pihaknya tetap mendengarkan aspirasi dari warga. 

"Ada pemahaman yang belum sama terutama dalam berdemokrasi, kami ajak dialog, saya sampaikan kami berhak ke mana saja. Kita dalam pilkada berhak kemana saja. Kalau ada penolakan, itu masuk ranah pidana yang menghalang-halangi," jelasnya.

Dia memastikan, tim hukum akan melaporkan penghadangan saat kampanye ke Bawaslu. Karena diduga penolakan bukan dari warga yang wilayahnya dikunjungi.

"Kita bisa melaporkan siapapun yang menghalang-halangi atau melarang kandidat masuk ke wilayah tertentu. Padahal masyarakat situ mau nerima, its ok seneng sekali. Sudah ada laporan tim hukum ke Bawaslu, kami mohon semua pihak dewasa dalam berdemokrasi," sambungnya. 

Diberitakan sebelumnya, penolakan terhadap Djarot terjadi di Kampung Baru RT 02/10 dan RT 04/03 Kelurahan Kembangan Utara, Kembangan, Jakbar, Rabu (9/11). Djarot disambut oleh puluhan orang pendemo yang mengatasnamakan warga Bampeng Kembangan.

Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Awi Setiyono menegaskan mengevaluasi pola pengamanan kampanye pasangan cagub/cawagub.

"Menyikapi itu tentunya polisi juga sebagai bahan masukan untuk perencanaan pengamanan terkait dengan paslon yang ada penolakan, termasuk juga info intelijen sangat berguna," ujar Awi kepada wartawan di Mapolda Metro Jaya, Jakarta, Kamis (10/11). 
(fdn/fdn)