Leonardo DiCaprio bersama Menlu AS John Kerry di Our Ocean Conference 2016
Sosok aktor Leonardo DiCaprio pernah begitu lekat dengan lautan yang 'menenggelamkannya' dalam scene akhir film Titanic. Kini DiCaprio menjadi salah satu figur penting dalam upaya dunia melindungi lautan dan ekosistem di dalamnya.
DiCaprio menjadi salah satu donatur untuk kelompok advokasi Oceana dalam mengembangkan teknologi perlindungan terhadap laut. Oceana, Sky Truth dan Google Earth lantas bersinergi untuk membangun perangkat non profit Global Fishing Watch, yang mampu mendeteksi pergerakan kapal-kapal di seluruh belahan dunia.
Perangkat tersebut diluncurkan di hari pertama Our Ocean Conference di Department of State AS, Washington DC, Kamis (16/9/2016). DiCaprio naik ke podium untuk memberikan sambutan sekaligus secara simbolis melakukan peluncuran.
"Mereka, pihak-pihak yang tak bertanggung jawab ini mendorong lautan kita ke bibir jurang," kata DiCaprio dalam awal sambutannya.
DiCaprio mengatakan teknologi yang inovatif ini menjadi jendela bagi masyarakat luas untuk dapat terlibat langsung memantau kapal-kapal pencari ikan. Dalam waktu sekejab, kata DiCaprio, setiap warga bisa menjadi advokat untuk lautan.
"Platform ini dapat memberdayakan setiap masyarakat. Dengan landasan data dari Global Fishing Watch ini maka mulai dari pemerintah, organisasi perikanan, peneliti dan industri perikanan dapat bekerja bersama melindungi ekosistem di laut," ujar DiCaprio.
Secara garis besar, Global Fishing Watch menyediakan perangkat visualisasi aktivitas pergerakan global berbasis sistem identifikasi otomatis (AIS). Sistem ini juga mengambil data dari sistem pemantauan yang lebih umum yakni Vesel Monitoring System (VMS). Visualisasi pergerakan kapal di seluruh dunia, termasuk kapal penangkap ikan bisa dimonitor.
Kementerian Kelautan dan Perikanan Indonesia juga bekerja sama dengan pemrakarsa Global Fishing Watch. Indonesia menjadi negara pertama di dunia yang memberikan komitmen untuk sharing data VMS ke publik dalam platform Global Fishing Watch ini.
Data VMS yang dishare ke publik melalui laman globalfishingwatch.org merupakan data delay 3 hari untuk pengawasan terhadap kapal-kapal pencuri ikan. Adapun GWF yang digunakan untuk kepentingan pengawasan, salah satunya untuk Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) Indonesia merupakan data near real time.
(Baca Juga: Susi Apresiasi Aplikasi Global Fishing Watch yang Bisa Deteksi Pergerakan Kapal)
Menteri KKP Susi Pudjiastuti hadir dalam acara Premier Preview Event, tepat sebelum perangkat ini diluncurkan. Susi menyambut baik hadirnya aplikasi ini.
"Kita jadi memiliki mata yang lebih banyak dalam memantau lautan kita. Ini juga menjadi pengingat kita bahwa kita boleh mengambil ikan di laut, namun ada tanggung jawab yang menyertainya. Ini bukan hanya untuk kepentingan kita saja, tapi juga untuk masyarakat luas dan anak cucu kita di masa mendatang," ujar Susi.
(fjp/fdn)
Sosok aktor Leonardo DiCaprio pernah begitu lekat dengan lautan yang 'menenggelamkannya' dalam scene akhir film Titanic. Kini DiCaprio menjadi salah satu figur penting dalam upaya dunia melindungi lautan dan ekosistem di dalamnya.
DiCaprio menjadi salah satu donatur untuk kelompok advokasi Oceana dalam mengembangkan teknologi perlindungan terhadap laut. Oceana, Sky Truth dan Google Earth lantas bersinergi untuk membangun perangkat non profit Global Fishing Watch, yang mampu mendeteksi pergerakan kapal-kapal di seluruh belahan dunia.
Perangkat tersebut diluncurkan di hari pertama Our Ocean Conference di Department of State AS, Washington DC, Kamis (16/9/2016). DiCaprio naik ke podium untuk memberikan sambutan sekaligus secara simbolis melakukan peluncuran.
"Mereka, pihak-pihak yang tak bertanggung jawab ini mendorong lautan kita ke bibir jurang," kata DiCaprio dalam awal sambutannya.
"Platform ini dapat memberdayakan setiap masyarakat. Dengan landasan data dari Global Fishing Watch ini maka mulai dari pemerintah, organisasi perikanan, peneliti dan industri perikanan dapat bekerja bersama melindungi ekosistem di laut," ujar DiCaprio.
Secara garis besar, Global Fishing Watch menyediakan perangkat visualisasi aktivitas pergerakan global berbasis sistem identifikasi otomatis (AIS). Sistem ini juga mengambil data dari sistem pemantauan yang lebih umum yakni Vesel Monitoring System (VMS). Visualisasi pergerakan kapal di seluruh dunia, termasuk kapal penangkap ikan bisa dimonitor.
Kementerian Kelautan dan Perikanan Indonesia juga bekerja sama dengan pemrakarsa Global Fishing Watch. Indonesia menjadi negara pertama di dunia yang memberikan komitmen untuk sharing data VMS ke publik dalam platform Global Fishing Watch ini.
Data VMS yang dishare ke publik melalui laman globalfishingwatch.org merupakan data delay 3 hari untuk pengawasan terhadap kapal-kapal pencuri ikan. Adapun GWF yang digunakan untuk kepentingan pengawasan, salah satunya untuk Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) Indonesia merupakan data near real time.
(Baca Juga: Susi Apresiasi Aplikasi Global Fishing Watch yang Bisa Deteksi Pergerakan Kapal)
Menteri KKP Susi Pudjiastuti hadir dalam acara Premier Preview Event, tepat sebelum perangkat ini diluncurkan. Susi menyambut baik hadirnya aplikasi ini.
"Kita jadi memiliki mata yang lebih banyak dalam memantau lautan kita. Ini juga menjadi pengingat kita bahwa kita boleh mengambil ikan di laut, namun ada tanggung jawab yang menyertainya. Ini bukan hanya untuk kepentingan kita saja, tapi juga untuk masyarakat luas dan anak cucu kita di masa mendatang," ujar Susi.
(fjp/fdn)
No comments:
Post a Comment
http://www.youtube.com/user/dimensinet
http://www.youtube.com/user/MrLovemata
https://twitter.com/LoVeMaTa
Mohon untuk di Jempol dan di SUBSCRIBE yah gan. Terima Kasih