08 April 2015

Berantem dengan Nelayan di Depan Jokowi, Menteri Susi: Nggak Ah

Berantem dengan Nelayan di Depan Jokowi, Menteri Susi: Nggak Ah
Jakarta -Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti membantah dirinya berdebat sengitdengan perwakilan Front Nelayan Bersatu yang merupakan nelayan Pantai Utara Jawa (Pantura) saat makan siang dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi) siang ini.

"Nggak ah," kata Susi dengan nada santai di Gedung Mina Bahari I, Jalan Medan Merdeka Timur, Jakarta, Rabu (8/04/2015).

Kemudian kembali saat ditanyakan lagi oleh media dan mengkonfirmasi kejadian itu, Susi lagi-lagi mengatakan, tidak ada pertengkaran yang terjadi antara ia pribadi dan kelompok nelayan.

"Siapa yang bilang, nggak ah," kata Susi.

Sebelumnya, Koordinator nelayan Rembang-Brebes Bambang Wicaksana mengatakan, dalam acara makan siang dengan Jokowi di Istana Negara, insiden antara perwakilan nelayan dengan Menteri Susi.

"Seru, ada Ibu Susi yang orangnya keras, kita juga keras‎. Malah berantem di depan presiden, tapi setelah selesai Presiden menjanjikan Insya Allah akan menyelesaikan masalah ini dengan baik," kata Bambang.


Menteri Susi Ungkap Aparat Thailand Tangkap Kapal Buron Berbendera Indonesia
Menteri Susi Ungkap Aparat Thailand Tangkap Kapal Buron Berbendera Indonesia
Jakarta -Polisi maritim Thailand berhasil menahan sebuah kapal berbobot 625 Gross Ton (GT) berbendera Indonesia, yang diduga banyak melakukan praktikillegal fishing. Kapal ini sudah dicari sejak lama, dan baru berhasil ditangkap 10 Maret 2015 atas permintaan Interpol.

"Ternyata hari ini juga ada berita dari KBRI Thailand, yang menyebutkan kapal Thaisan atau Kunlun berbendera Indonesia disita di Phuket tanggal 10 Maret lalu, atas permintaan interpol," tutur Susi saat temu media di Gedung Mina Bahari I, Jalan Medan Merdeka Timur, Jakarta, Rabu (8/04/2015).

Menurut Susi, kapal ini masuk wilayah Pelabuhan Aomakham, Phuket 6 Maret 2015. Kapten kapal diketahui berkewarganegaraan Peru, serta diawaki oleh 4 perwira berkewarganegaraan Spanyol. Di kapal itu juga ditemukan 32 anak buah kapal (ABK) yang semua berstatus WNI.

"Status ABK WNI menunggu proses kepulangan oleh agen pemilik kapal dan dapat dipulangkan setelah proses dokumen diselesaikan. Tetapi saya ingin KBRI segera turun agar segera memulangkan ABK. Jangan menunggu tindakan dari agen kapal. Jangan-jangan nanti dinaikkan ke kapal lain," tambah Susi.

Susi mengakui, kapal Thaisan atau Kunlun memang memiliki banyak masalah terkait praktik illegal fishing. Sebelum bernama Thaisan atau Kunlun, menurut data Maritim Official, kapal ini pernah menggunakan nama-nama lain seperti Black Moon, Galaxy, dan Dorita.

Ternyata selain kerap berubah nama, kapal ini juga sering berganti bendera seperti memasang bendera Korea Utara, Sierra Leone, Tanzania, Panama, Indonesia, Equatorial Guinea.

"Di Februari, Kunlun dan kapal kembarnya Yong Din pernah dikejar oleh kapal patroli Australia Barat, dan kapal konservasi milik Sea Shepherd Conservation Society, lalu akhirnya lari ke Asia Tenggara hingga tertangkap di Thailand," kata Susi.

No comments:

Post a Comment

http://www.youtube.com/user/dimensinet
http://www.youtube.com/user/MrLovemata
https://twitter.com/LoVeMaTa
Mohon untuk di Jempol dan di SUBSCRIBE yah gan. Terima Kasih