09 April 2015

Ahok: Pejabat Itu Harus Punya Hati Sosial

Ahok: Pejabat Itu Harus Punya Hati SosialAhok tinjau normalisasi Kali Mookevart (Taufan/detikcom)
Jakarta - Gubernur DKI Jakarta Basuki T Purnama (Ahok) menegaskan pentingnya pejabat untuk dekat dan peduli terhadap rakyatnya serta memiliki 'hati sosial'. Hal itu bisa dilakukan dan dipraktekan saat pejabat memberi pengarahan kepada warganya.

"Saya kasih pengarahan Pak Wali Kota dan Pak Aspem (Asisten Pemerintahan), yang dibutuhkan pejabat itu orang yang punya hati sosial. Jadi waktu Anda (pejabat) datang ke sebuah kampung, jadi harus sambil kasih pengarahan," ujar Ahok saat blusukan di kawasan Tanjung Duren, Jakarta Barat, Kamis (9/4/2015).

Lantas, pria lulusan Universitas Tri Sakti ini menceritakan sewaktu blusukan di jalan Inspeksi Kali Mookervart, Daan Mogot, Jakarta Barat, dia menemukan beberapa rumah penduduk yang berada di bantaran kali. Menurutnya, untuk mencegah banjir rumah-rumah tersebut harus dibongkar.

"Ini mesti dibongkar rumah-rumah liarnya, bongkar aja. Terus tadi ada LSM bilang ada 115 rumah yang bakal dibongkar? apa bapak bongkar semua? Ya kalau ada 11.500 rumah pun akan saya bongkar agar Jakarta tidak banjir. Tapi orang yang rumahnya dibongkar itu akan kami pindahkan ke tempat yang lebih baik di rusun," jelasnya.

Suami Veronica Tan ini menegaskan akan secepat mungkin merampungkan pembuatan rusun Daan Mogot guna dapat ditempati warga-warga dari bantaran Kali Mookervart. "(Penyelesaian) rusun kita kejar secepat mungkin. Makanya saya juga sudah lapor Pak Presiden kemarin," ucapnya.

Kali Mookevart di Daan Mogot, Pengendali Banjir yang Hitam dan Bau
Jakarta - Gubernur DKI Basuki Tjahaja Purnama meninjau kali mookevart di Daan Mogot, Jakarta Barat. Dia meminta warga yang tinggal di bantaran kali agar pindah ke rumah susun dan membuat sungai itu kembali pada fungsinya sebagai pengendali banjir. 

"Itu nama Belanda itu, udah lama dinamakan itu dari zaman Belanda, tapi orang-orang pada mengenalnya Kali Daan Mogot karena nama Pahlawan. Tapi pertama kali ya dinamakan Kali Mookevart," kata Ahok di lokasi soal sejarah kali tersebut, Rabu (9/4/2015).

Mookevart disebut oleh arkeolog Candrian Attahiyat berasal dari bahasa Belanda yang berarti saluran. Pembangunannya dilakukan pada tahun 1729-1732 dan bertujuan untuk mengendalikan banjir. Mookervart menghubungkan Sungai angke dan sungai Cisadane. Panjangnya 13 kilometer dengan lebar 25-30 cm. 

Sejak beberapa tahun terakhir, kali mookervart jadi berubah fungsi. Bila dulu dibangun untuk pengendali banjir, kini malah jadi penyebab banjir. Banyaknya sampah, limbah, hingga warga yang tinggal di pinggir kali, membuat aliran sungai itu tersendat. Saat ini, sungai tersebut juga bau dan berwarna hitam pekat.

Melihat hal ini, Ahok sengaja blusukan ke Daan Mogot untuk meninjaunya. Khusus di mookevart, masalah yang ada tidak hanya bisa diselesaikan lewat CCTV.

"Orang tanya kenapa saya musti blusukan ke Jakarta Barat. Karena tentu saja ada masalah yang nggak bisa selesai dengan CCTV. Kalau cuma bicara banjir, sampah, dan pintu air saya bisa mantau di CCTV," ujar Ahok.

Ahok meminta warga yang tinggal di bantaran kali untuk pindah ke rumah susun yang sudah disiapkan. Dengan demikian, limbah akan berkurang.

"(Kalau tidak menjalani operasi tangkap tangan) saya sudah tandai camat lurah nih kalau camat lurah itu berarti terima setoran tiap bulan, kita sepakatin. Sekarang banyak anak muda atau PNS-PNS yang pengin jadi lurah camat dan mau jadi pejabat. Kita nggak mau lagi pejabat kayak dulu yang nerapin asal bapak senang," terang Ahok.

No comments:

Post a Comment

http://www.youtube.com/user/dimensinet
http://www.youtube.com/user/MrLovemata
https://twitter.com/LoVeMaTa
Mohon untuk di Jempol dan di SUBSCRIBE yah gan. Terima Kasih