10 September 2014

Perjalanan Politik Ahok 'Si Pemberani' Hingga Akhirnya Tinggalkan Gerindra

Jakarta - Basuki Tjahaja Purnama atau yang akrab disapa Ahok akhirnya memutuskan untuk mundur dari Gerindra. Dalam sejarah politiknya, Ahok memang dikenal berani mempertahankan nilai-nilai yang dipegangnya.

Ahok merupakan politisi yang berlatar belakang dari kalangan pengusaha. Dia merupakan pendiri perusahaan PT Nurinda Ekapersada (1992) yang menjadi cikal bakal dari pabrik Gravel Pack Sand (1995).

Menginjak tahun 1995 Ahok mengalami diskriminasi akibat kesewenang-wenangan pejabat. Rasa sakit hati itu kemudian sedikit demi sedikit menggerakkan niat Ahok untuk membenahi dunia politik di Indonesia.

"Bapak cari se-Indonesia, cari pengusaha se-gendheng saya, susah Pak. Bisa hitungan jari. Saya jadi pejabat juga karena berantem sama pejabat lain. Pabrik saya yang untung US$ 150 ribu harus ditutup karena gengsi saya sama pejabat yang bilang, 'Pabrik Anda ditentukan nasibnya oleh saya, Anda terlalu sombong'," kata Ahok saat menemui beberapa perwakilan buruh KSBSI di Balai Kota DKI, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Senin (4/3/2013) lalu.

"Itu kata pejabat yang ngomong sama saya, saya putuskan mau saya 'tonjok pejabat itu dengan konsekuensi pabrik saya dicopot'. Pabrik saya tutup sampai hari ini, dari 2001," lanjut dia.

Akhirnya pada tahun 2003 sudah bulat tekad dia untuk terjun ke dunia politik. Dia mencoba berlaga dalam kontestasi politik daerah untuk menjadi anggota DPRD Kabupaten Belitung Timur periode 2004-2009 lewat Partai Perhimpunan Indonesia Baru (PPIB).

Selama mengemban tugasnya itu, Ahok sangat anti dengan praktik KKN. Hal itu dia tunjukan ketika dia tolak pemberian Surat Perintah Perjalanan Daerah (SPPD) fiktif seperti kebanyakan oknum anggota dewan lainnya

Alih-alih ikut studi banding, Ahok memilih bertemu langsung dengan masyarakat. Hasilnya, baru 7 bulan menjabat dia langsung didorong untuk jadi Bupati Belitung Timur oleh masyarakat.

Masih dengan 'baju' yang sama, pada tahun 2005 dia bertanding dalam kontestasi kepala daerah lokal tersebut. Sistem pemilihan langsung kala itu pun mementahkan anggapan bahwa Kabupaten Belitung Timur merupakan basis Masyumi yang dikuasai oleh partai besutan Yusril Ihza Mahendra, Partai Bulan Bintang.

Selama dua tahun memerintah, Ahok lalu didorong lagi untuk menjadi Gubernur Bangka Belitung. Meski mayoritas warga Belitung Timur memilih dia, lelaki kelahiran 1963 itu belum berhasil menjadi juara Pilkada Babel 2007.

Tak berhenti di situ, niat dirinya untuk membenahi politik di Indonesia diteruskan dengan mencalonkan diri sebagai anggota DPR RI periode 2009-2014. Kali ini dia 'bermigrasi' ke Partai Golongan Karya dan akhirnya terpilih.

Mantan Bupati itu kemudian duduk di Komisi II DPR RI dan dikenal sebagai figur yang vokal karena ceplas-ceplosnya tersebut. Selama menjadi anggota DPR dia selalu melaporkan keuangannya lewat situs pribadi miliknya yaitu www.ahok.org.

"Untuk hajar pejabat-pejabat yang kurang ajar yang tekan pengusaha. Dan sampai hari ini, pabrik saya tutup. Bapak boleh cek di Belitung Timur, boleh cek di website saya. Di website saya ada pabrik saya, sampai hari ini lengkap saya gaji orang untuk tungguin. Ini bicara tentang harga diri," kata Ahok.

Semua biaya perjalanan dinas dan dana aspirasi dia laporkan demi memelopori transparansi anggota dewan. Atas kiprah tersebut, berbagai penghargaan anti korupsi dia raih.

Tahun 2012 menjadi salah satu panggung terbaik bagi Ahok. Pilgub DKI Jakarta memungkinkan calon dari independen untuk ikut bertanding.

Awalnya pria Tionghoa ini mencoba lewat jalur independen karena partai Golkar tempat dia 'berdomisili' belum memperkenankannya. Tetapi niat itu dia urungkan dahulu setelah mendapat tawaran dari Partai Gerindra untuk dipasangkan dengan Wali Kota Surakarta saat itu, Joko Widodo yang dicalonkan PDI Perjuangan.

Duet dwitunggal mantan kepala daerah ini pun menjadi fenomenal karena berhasil membuat K.O calon incumbent sebanyak dua putaran. Sejak itu Ahok pun kembali melakukan 'migrasi' dari Golkar ke Gerindra.

"Saya kira hubungan dengan Pak Jokowi tidak pernah ada masalah, karena sejak awal saya katakan: saya tidak berpikir satu paket dengan beliau, saya hanya berpikir saya adalah stafnya beliau. Tugas saya adalah membuat Pak Jokowi menjadi gubernur yang sukses di Jakarta dan dikenang," ungkap Ahok kepada BBC, Rabu (4/9/2013).

Dua tahun berselang, rupanya Ahok bukanlah tipikal orang yang menurut kehendak partai. Kali ini dirinya tak sependapat dengan Gerindra soal sistem pemilihan kepala daerah.

“Dari awal saya bilang saya gak pernah loyal sama partai yang tidak sesuai dengan konstitusi. Kalau Gerindra punya pandangan konstitusi tentang pilkada lewat DPRD, kenapa waktu menarik saya dari Golkar mengatakan kita perjuangkan pilihan rakyat?,” ucap putra sulung Indra Tjahaja Purnama itu di Balai Kota, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Selasa (9/9/2014).

Pada hari ini Ahok dengan tegas menyatakan dirinya sudah persiapkan surat pengunduran diri dari partai besutan Prabowo Subianto itu. Lalu ke mana lagi Ahok akan 'bermigrasi'?

No comments:

Post a Comment

http://www.youtube.com/user/dimensinet
http://www.youtube.com/user/MrLovemata
https://twitter.com/LoVeMaTa
Mohon untuk di Jempol dan di SUBSCRIBE yah gan. Terima Kasih