15 September 2014

Bupati Nurdin Tolak Uang Komisi, Sering Gunakan Uang Pribadi

Bantaeng - Bupati Bantaeng sering mengajak beberapa pejabat di Bantaeng ke luar negeri untuk memperluas wawasan. Kunjungan ke luar negeri ia lakukan karena banyak undangan dari luar negeri. Namun, dalam kunjungan itu, saat makan santai dengan mereka, Nurdin selalu menraktir pakai uang pribadi. Nurdin juga dikenal tidak mau terima uang-uang komisi. 

Tenaga Ahli Pertanian Bupati Bantaeng Dr Muchtar Nawir dan Sekretaris Daerah Abdul Gani membeberkan cerita ketika mereka diajak bupati ke beberapa negara tetangga, seperti Malaysia, China, India, dan Jepang. Mereka berbincang santai sambil makan malam di alun-alun Pantai Seruni dengan detikcom dan Bupati Nurdin Abdullah pada Senin (8/9/2014) malam. 

"Kami beberapa kali diajak Pak Bupati ke luar negeri untuk memperluas wawasan. Hal-hal positif apa yang diterapkan di negara-negara itu, harus kami contoh untuk diterapkan di Bantaeng," kata Dr Muchtar. Salah satu contoh adalah penggunaan teknologi pertanian di Jepang yang kemudian diterapkan di Bantaeng, yang mengakibatkan produk pertanian surplus. 

Begitu juga dengan cara menangani kebersihan dan menciptakan budaya bersih. Wajar bila kemudian Bantaeng meraih Adipura berkali-kali. Penghargaan ini tidak pernah diterima oleh bupati-bupati sebelumnya. 

Dalam kunjungan ke luar negeri itu, Bupati Nurdin sering mengajak mereka untuk makan bersama. "Sesudah makan, kami tidak boleh membayar. Pak Nurdin yang selalu membayar dengan uang pribadi," kata Gani. 

Sikap Nurdin ini berbeda dengan para pejabat negara atau kepala daerah lainnya. Bila biasanya, ada staf yang membayari segala kebutuhan pejabat negara atau pejabat daerah, Nurdin menolak kebiasaan ini. Bagi Nurdin, kebiasaan itu tidak sehat, cenderung mengarah pada penyalahgunaan keuangan negara. 

"Logikanya sederhana. Kalau ada staf yang bayar, memangnya dia lebih kaya daripada saya? Uang saya pasti lebih banyak. Pasti uang yang digunakan untuk membayari saya adalah uang negara atau uang yang tidak jelas," kata Nurdin yang seorang pendidik dan pengusaha itu

Sudah jamak terjadi di lembaga pemerintahan, baik di kementerian maupun pemerintah daerah, ada sumber uang yang digunakan untuk mengongkosi kebutuhan pejabat, sumbangan-sumbangan, dan melakukan entertain. Dulu, sumber uang ini disebut dana non bujeter. Sumber uang ini marak di zaman Orba dan juga awal-awal era Reformasi. Bahkan, ada seorang menteri yang tersangkut dana nonbujeter dan kemudian dipenjarakan oleh KPK. Diyakini saat ini praktek dana non bujeter masih banyak terjadi di pemerintah daerah. Biasanya uang ini berasal dari sumbangan pengusaha atau komisi-komisi proyek. 

Menurut Gani, bupati Nurdin tidak mau ada uang komisi proyek. Nurdin juga menghapus praktek-praktek pungutan liar (pungli) terkait perizinan, termasuk izin usaha. "Di Bantaeng, perizinan selesai dalam beberapa menit saja. Tidak ada bayaran sepeserpun," tegas Bupati Nurdin. 

Karena tidak ada uang sama sekali dalam membuat perizinan, para investor termasuk investor asing pun datang ke Bantaeng. Mereka terkagum-kagum dengan Bupati Nurdin. Sebab, di daerah lain, beberapa investor asing mengaku harus bayar uang dalam jumlah miliaran. Wajar, bila kemudian saat ini sedang dibangun pabrik smelter yang merupakan patungan antara Indonesia, Malaysia dan China. Rencananya, akan ada 8 pabrik smelter di Bantaeng yang bisa menyerap puluhan ribu tenaga kerja. 

Dalam membangun Bantaeng, Nurdin selalu mengedepankan keikhlasan dan kejujuran. Kerja ikhlas dan jujur ini pula yang ia tularkan kepada para pejabat Bantaeng dan stafnya. Nurdin yang memang sudah kaya tidak mencari kekayaan untuk menjadi bupati Bantaeng. Nurdin memiliki perusahaan ekspor ke Jepang di Makassar dan memiliki ribuan karyawan. Sejak menjadi bupati, Nurdin tidak aktif mengurusi bisnisnya ini dan menyerahkan kepada orang kepercayaannya untuk menjalankan perusahaan sehari-hari. 

Bahkan, di kalangan internal, ada cerita bahwa kekayaan Nurdin setelah menjadi bupati Bantaeng berkurang miliaran rupiah. Saat dikonfirmasi mengenai hal ini, Nurdin tidak mau membahas hal itu. "Itu tidak usah dibahas, nanti malah berkurang keikhlasan saya. Yang saya ingin Bantaeng dan masyarakatnya bisa maju," kata dia. 

Untuk memberikan semangat kepada masyarakat Bantaeng, Nurdin juga menciptakan lagu 'New Bantaeng: Bantaeng Membangun dengan Hati' yang saat ini populer di sana. Lagu yang menggugah semangat untuk berubah ini sering dinyanyikan dalam berbagai kegiatan. 

Ini sepenggal liriknya: 

…Kumulai dari diri sendiri
Kumulai dari yang paling kecil
Tak akan pernah aku menunda-nunda
Kumulai saat ini juga 
Beginilah harusnya diri kita 
bila ingin Bantaeng berubah
Jangan pernah saling salah menyalahkan
lebih baik ubah diri sendiri…..

No comments:

Post a Comment

http://www.youtube.com/user/dimensinet
http://www.youtube.com/user/MrLovemata
https://twitter.com/LoVeMaTa
Mohon untuk di Jempol dan di SUBSCRIBE yah gan. Terima Kasih