KOMPAS.com - Bahasa Indonesia tiba-tiba mendominasi atmosfer lobi Hotel Sheraton di New Orleans, Amerika Serikat, ketika ratusan orang, akhir pekan lalu, menghadiri Indonesian Diaspora National Convention.
Banyak topik diperbincangkan pada acara itu. Dari sekadar bertukar kabar, silaturahim Lebaran, hingga pembicaraan menyangkut politik. Namun, dari degungan percakapan politik di lobi hotel itu, satu kata yang paling kerap diucapkan adalah Jokowi. Joko Widodo, sang presiden terpilih.
Tentu ada pro kontra menyangkut Pemilu Presiden 2014 di Indonesia. Ada apresiasi, ada pula antipati terkait gugatan yang dilakukan pasangan calon presiden dan wakil presiden nomor urut satu.
Namun, jika menyangkut Jokowi, nuansa pembicaraan menjadi positif. Sampai-sampai ada seorang anggota diaspora yang menyatakan tak ingin pulang ke Indonesia apabila pada akhirnya Mahkamah Konstitusi menganulir kemenangan Jokowi.
Anggota Diaspora Indonesia yang hadir pada acara itu juga tak henti-hentinya meminta orang Indonesia yang datang dari Jakarta untuk menceritakan perkembangan politik terakhir. Mereka ingin kisah-kisah ”di balik layar” atau sekadar ingin mengecek kebenaran informasi dari media sosial.
Namun, tak hanya saat acara di Hotel Sheraton. Ketika sharing taksi dengan penumpang lain dalam perjalanan dari Bandara Internasional New Orleans ke Sheraton, salah satu penumpang, yakni independent translator dari San Francisco, Sabrina T Fitranty, juga langsung memberondong Kompas dengan pertanyaan politik.
Ketika Kompas mengunjungi Katedral Saint Louis dan bertemu teman lama yang bekerja di Houston, AS, dia juga langsung menanyakan kabar Jokowi, bukan kabar para sahabatnya.
Proaktif
Jokowi memang jadi topik ”terpanas” yang secara agresif ditanyakan warga Indonesia di AS. Topik Jokowi juga ”menular” dibicarakan hingga panggung utama pembukaan Konferensi Diaspora.
Moderator Sonia Lontoh, eksekutif Indonesia di Silicon Valley, juga ”menodong” tiga pembicara utama pada acara itu untuk menyikapi terpilihnya Jokowi sebagai presiden Indonesia. Tiga pembicaraan utama itu adalah Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi, Wakil Menteri Luar Negeri Dino Patti Djalal, dan Duta Besar AS untuk Indonesia Robert Blake.
Di hadapan warga Diaspora di AS, yang umumnya kaum profesional dan pebisnis, Dino mengungkapkan optimismenya atas dukungan Jokowi terhadap dunia bisnis. ”Saya yakin dia (Jokowi) akan men-deliver janjinya, terutama karena dia mengerti bisnis dan dulunya pebisnis mebel,” ujar Dino.
Dino bahkan mendorong pengurus Diaspora Indonesia di AS untuk secepatnya memperkenalkan diri pada Jokowi. ”Jangan menunggu. Proaktif saja untuk memperkenalkan diaspora,” ujarnya. Peran diaspora memang didorong karena berjaringan luas di luar negeri sehingga diharapkan berperan lebih aktif untuk meningkatkan ekspor Indonesia.
Mengaku hanya seolah ”sopir tembak” dalam posisi sebagai Menteri Perdagangan, Lutfi menambahkan, masyarakat tetap harus berperan aktif dalam pembangunan. ”Jangan hanya menunggu, lakukan apa yang dapat dikerjakan,” ujarnya.
Robert Blake, yang mengaku ”memaksa diundang” supaya dapat berbicara dalam acara itu, juga mengatakan, akan ada banyak energi positif yang dibawa oleh pemerintahan Jokowi. (Haryo Damardono, dari New Orleans)
No comments:
Post a Comment
http://www.youtube.com/user/dimensinet
http://www.youtube.com/user/MrLovemata
https://twitter.com/LoVeMaTa
Mohon untuk di Jempol dan di SUBSCRIBE yah gan. Terima Kasih