"Kalau ada pungutan-pungutan seperti itu, kenapa kalau kayak gitu nggak lapor sama saya. Kenapa EO nggak ada yang lapor?", kata Ahok Balai Kota, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Senin (9/6/2014).
Ia mengakui masih banyak pungutan yang dilakukan sejumlah pejabat untuk meloloskan kegiatan-kegiatan di Jakarta. Ia meminta para penyelenggara melaporkan pungli tersebut padanya.
"Kadang-kadang EO kita harus tanda tanya juga. Kalau kamu EO yang bener, sekarang ada gubenur dan wakil gubernur yang nggak nyolong uang, kenapa nggak lapor saya di mana dinas yang mainin kalian?. "Kadang-kadang saya pikir ya, saya nggak nuduh juga. Mungkin ya, nggak kebagian, baru lapor ke saya. Kalau kebagian mah diam-diam semua kok. Udah batal, gagal, baru lapor ke saya. Waktu saya tanya, ayo main bersih, ada yang ngomong 'bersih kan susah untungnya Bos'," ujarnya.
Menurutnya, ribut adanya pungli dalam satu kegiatan karena bagian yang diminta pejabat sudah sangat besar dan tak memberi untuk penyelenggara acara. "Kadang-kadang mulai ribut karena pembagian nggak merata. Terlalu berat baru teriak. Ya selama masih bisa nutupin ongkos, ya sudahlah. Cincai-cincai," ujarnya sambil tersenyum.
Pihak penyelenggara acara menyatakan diminta sejumlah uang oleh pejabat untuk memuluskan ijin kegiatan. Akibatnya, acara ini terancam tak terlaksana tahun depan.
Jakarta - Sejak 2010 festival tradisional Jepang digelar di Blok M, Jaksel. Ceritanya, menurut Emi Takeya, salah satu penggagas festival ini karena warga Jepang yang bekerja di Indonesia ingin memberi hiburan.
"Kami menyelenggarakan ini untuk keindahan Blok M," terang Emi saat berbincang dengan detikcom, Senin (9/6/2014).
Menurut dia niatan festival ini digelar, nantinya keuntungan yang diperoleh digunakan untuk memperbaiki Blok M dan juga membangun tempat sampah. Para ekspatriat Jepang ini merasa Blok M seperti Little Tokyo, mereka ingin keindahan dan kebersihan terjaga. Tak heran kala festival digelar suasana di Blok M disulap bak seperti di Jepang.
"Tahun ini sudah ada rencana membangun beberapa tempat sampah, tapi tidak tercapai," jelas Emi.
Nah, hal yang membuat tidak tercapai ini yang menyebalkan. Ternyata ada beberapa oknum pejabat yang meminta pungli, jumlahnya lumayan besar. Alhasil uang yang semestinya untuk biaya keindahan dan kebersihan Blok M tak tercapai.
"Sudah bertahun-tahun juga jalanan di kawasan Blok M tidak diperbaiki, padahal ini untuk kepentingan bersama," urai Emi yang juga warga Jepang ini.
Pungli yang datang membuat para ekspatriat ini tak bisa maksimal menyumbang untuk Blok M. "Tidak ada lagi tahun depan. Ini padahal banyak relawan bekerja tanpa dibayar, kita kerja tanpa EO. Semua sepulang kerja bagi-bagi pekerjaan," jelas Emi
Jakarta - Ennichisai digelar setiap akhir Mei. Jalanan di Blok M disulap bak little Tokyo. Mulai dari kesenian sampai aneka makanan. Ribuan orang memadati kawasan Blok M. Festival terakhir digelar akhir Mei lalu.
"Ada orang yang berkuasa, punya power. Maaf saya tidak bisa sebutkan. Kami juga sedih ini tak bisa dilaksanakan lagi," tegasnya.
Emi menuturkan, festival ini pun digelar atas dana dari sejumlah sponsor ekspatriat Jepang. Acara juga menggandeng para mahasiswa Indonesia yang tengah belajar sastra Jepang di universitas guna menampilkan budaya Jepang.
"Ada pihak yang nggak paham festival ini. Kita ingin memberi hiburan bagi masyarakat," imbuhnya.
Awalnya hanya ada puluhan stan di sini, kini semakin banyak. Namun sayang, 2015 para ekspatriat tak berkenan lagi menyelenggarakan festival ini. Mereka putus asa dengan pungli yang semakin besar padahal tak mencari profit.
"Kami juga sedih," tutup dia.
Jakarta - Akhirnya festival tradisional Jepang Ennichisai yang biasa digelar di Blok M, Jaksel mesti berakhir. Selama 5 tahun digelar, festival yang dihadiri ribuan orang ini berakhir karena ada pungli. Pelakunya beberapa orang pejabat.
"Ya tahun depan tidak ada lagi," kata Sekretariat festival Ennichisai, Emi Takeya, saat dikonfirmasi detikcom, Senin (9/6/2014).
Festival yang pertama kali digelar pada 2010 ini memang menjadi fenomena tersendiri di Blok M. Para ekspatriat asal Jepang dengan dibantu mahasiswa Indonesia yang berkuliah di sastra Jepang di sejumlah universitas membuat acara tradisional ini.
Sayangnya Emi tak mau membuka siapa saja yang meminta pungli itu. Bahkan Emi tak mau menjawab soal kabar yang menyebutkan beberapa oknum pejabat itu bahkan sampai meminta hingga ratusan juta rupiah.
"Janganlah, jangan. Saya tak mau ini jadi ramai," jelas Emi.
Pungli menjadi salah satu alasan utama festival 'Little Tokyo in Blok M' berhenti tak jadi dilanjutkan. Para eksptariat Jepang memilih mundur dari penyelenggaraan festival yang dihelat setiap akhir Mei. "Kami sebenarnya ingin ada lagi," imbuhnya.
Sebenarnya akhir Mei lalu hampir saja batal festival ini karena oknum pejabat meminta uang pungli. Para ekspatriat Jepang ini akhirnya mencari uang agar festival bisa terselenggara.
"Tujuan kita bikin acara ini hanya ingin memberi entertainment saja, kita tidak ingin menjajah atau apa," tutur Emi yang juga warga Jepang ini.
No comments:
Post a Comment
http://www.youtube.com/user/dimensinet
http://www.youtube.com/user/MrLovemata
https://twitter.com/LoVeMaTa
Mohon untuk di Jempol dan di SUBSCRIBE yah gan. Terima Kasih