Merdeka.com - Proses identifikasi jenazah korban pesawat AirAsia QZ8501 dengan label B002 sempat membuat tim Disaster Victim Identification (DVI) Polda Jatim kesulitan. Setelah tiga hari, akhirnya tim sepakat menyatakan jenazah itu atas nama Grayson Herbert Linaksita.
Selain jenazah Grayson, hari ini, Jumat (2/1), tim DVI juga berhasil mengidentifikasi dua jenazah dengan label B004 dan B006.
Jasad Grayson datang lebih awal, yaitu pada Rabu lalu (31/12/2014) bersama jenazah Hayati Lutfiah Hamid (B001), warga Sawo Tratap, Waru, Sidoarjo, yang sudah diserahkan kepada keluarganya pada Kamis kemarin (1/1).
Karena pihak tim Disaster Victim Identification (DVI) Polda Jawa Timur, mengalami kesulitan mencocokkan data ante mortem dan post mortem, jasad Grayson, baru bisa diidentifikasi siang ini.
Hal ini dikatakan Kabid Dokkes Polda Jawa Timur, Kombes Pol Budiono dalam gelar persnya di Mapolda Jawa Timur. "Alhamdulillah, hari ini kita sudah bisa mengidentifikasi tiga jenazah lagi. Sebelumnya sudah satu yang sudah kita serahkan ke pihak keluarga, salah satunya adalah jenazah dengan label B001 yang datang pada 31 Desember 2014 lalu," terang Budiono.
Selain jenazah Grayson, dua jenazah lain yang berhasil diidentifikasi adalah jasad pramugari AirAsia QZ8501 Khairunnisa Haidar Fauzi, dan Kevin Alexander Soetjipto.
"Ketiga jenazah adalah warga Indonesia. Dari rapat rekonsiliasi yang kita gelar siang ini, ketiga jenazah ini, ketika data ante mortem dan post mortemnya kita cocokkan, ternyata cocok," lanjut Budiono.
Proses identifikasi sendiri, menggunakan dua metode, yaitu metode data primer dan sekunder. Metode primer adalah pencocokan data sidik jari dan gigi, sedangkan sekunder adalah metode pencocokan data tanda lahir, rekam medis dan sebagainya.
"Dan Alhamdulillah semua cocok. Khususnya, sidik jari Kevin yang langsung keluar nama. Saat ini, karena sudah delapan jenazah yang kita terima, dan empat di antaranya sudah selesai, tinggal empat lagi yang belum, karena masih ada beberapa yang belum teridentifikasi," ujarnya.
"Kita masih kekurangan data, baik data ante mortem-nya maupun post mortemnya. Sejauh ini tim sudah bekerja maksimal dengan ditambah ahli dari UI (Universitas Indonesia), Unair, UGM, Brawijaya, semua ada di sini untuk membantu proses identifikasi," tandas Budiono.
No comments:
Post a Comment
http://www.youtube.com/user/dimensinet
http://www.youtube.com/user/MrLovemata
https://twitter.com/LoVeMaTa
Mohon untuk di Jempol dan di SUBSCRIBE yah gan. Terima Kasih