02 January 2015

Kisah mengharukan di sekitar operasi SAR korban AirAsia

Berbagai upaya melalui jalur laut, udara, darat di tempuh oleh tim SAR gabungan dari Badan SAR Nasional (Basarnas), TNI, Polri bahkan masyarakat umum dalam membantu pencarian korban AirAsia QZ8501. Ternyata ada hikmah mengharukan dalam operasi yang dimulai sejak Minggu (28/12) lalu tersebut.
Walaupun cuaca buruk menerpa seperti angin kencang, ombak yang deras setinggi 3-4 meter bahkan hujan deras tak mengendurkan nyali dan niat untuk terus menerus mencari dan berusaha menemukan pesawat AirAsia tersebut.
Hasilnya, hingga hari ketiga pencarian, mereka telah berhasil menemukan 8 jenazah korban AirAsia tersebut di Selat Karimata, Pangkalanbun, Kalimantan Tengah.

Berikut ini kisah mengharukan di sekitar operasi SAR korban AirAsia yang dirangkum merdeka.com:

Komandan Guskamlabar, Laksma TNI Abdul Rasyid K. mengatakan, evakuasi kedua korban yang sudah ditemukan sejak Rabu (31/12) kemarin ini memang baru bisa dilaksanakan, karena kendala cuaca buruk dan angin kencang yang tidak memungkinkan untuk melakukan evakuasi dan pemindahan jenazah ke KRI Banda Aceh.

Dirinya juga sekaligus meminta maaf, khususnya kepada keluarga para korban, dan berjanji akan berusaha semaksimal mungkin untuk melakukan pencarian kembali para korban AirAsia pada hari kelima ini.

"Pada hari ini ada 2 jenazah korban yang akan kami evakuasi ke darat dengan heli yang ada di KRI Banda Aceh. Kenapa pagi ini evakuasi baru bisa kita laksanakan, hal itu semata-mata dikarenakan alasan cuaca. Tadi juga bisa dilihat bersama bagaimana kesulitan evakuasi, karena mau mengangkat dari perahu karet ke kapal ini saja susah," kata Rasyid di atas KRI Banda Aceh, Selat Karimata, Kamis (1/1).

"Jadi kami menyampaikan mohon maaf khususnya kepada pihak keluarga, kenapa evakuasi ini menjadi lama karena ada kendala cuaca yang tidak memungkinkan. Tapi alhamdulillah berkat doa kita bersama, cuaca hari ini cukup terang dan kita akan berusaha semaksimal mungkin menemukan kembali korban yang masih belum ditemukan," katanya menambahkan.

Pesawat AirAsia QZ8501 dipastikan jatuh di perairan sebelah barat daya Pangkalanbun, Kalimantan Tengah. Komandan Lanud Adisutjipto Marsma TNI Yadi I Sutanandika langsung memerintahkan seluruh personel Lanud melakukan salat gaib.

Sebelumnya personel TNI AU baru saja mengikuti apel dalam keadaan hujan deras. Karena itu tak sedikit di antara mereka yang berzikir dan salat gaib dalam kondisi basah kuyup.

"Salat gaib dan tahlil ditujukan untuk pilot dan crew pesawat termasuk para penumpang. Kita ingin memberikan pelajaran kepada anggota bahwa musibah ini adalah musibah kita semua, sehingga siapapun bisa saja mengalami oleh karenanya kita tidak boleh sombong dan merasa jumawa," kata Marsma Yadi, Rabu (31/12) kemarin.

Komandan Lanud dan Kapten Iriyanto memang mempunyai hubungan yang cukup erat. Kebetulan Hadi adalah junior Iriyanto di TNI AU.

Dengan kerja keras Tim Badan SAR Nasional (Basarnas) Indonesia, beserta TNI dan Polri akhirnya hari ini sudah terkumpul 7 jasad korban pesawat AirAsia. Keluarga korban penumpang AirAsia QZ8501 mengapresiasi kerja Tim Basarnas yang berhasil menemukan puingpesawat dan sejumlah jasad pada hari ketiga pencarian.

"Saya mewakili keluarga korban menghargai kinerja Basarnas yang bekerja sama dengan berbagai pihak, termasuk TNI dan Polri, yang sudah menemukan pesawat," ujar Bambang Andreas, ayah Ratri Sri Indriyani, salah satu penumpang AirAsia, Kamis (1/1), seperti dilansir Antara.

Menurut dia, kecepatan Tim SAR yang bekerja tanpa henti berusaha mencari puing pesawat tidak lepas dari koordinasi dan perhatian semua pihak, terutama pemerintah, mulai tingkat pusat sampai daerah.

"Saya sangat sedih kehilangan anak. Tapi harapan kami ke Tim SAR sangat besar sehingga jasad penumpang bisa dievakuasi," katanya.

Kendati peluangnya kecil, lanjut dia, Bambang yakin anaknya masih bertahan hidup karena menganggap tidak ada yang tidak mungkin di dunia ini.

"Mukjizat dari Allah SWT bukan tidak mungkin dan saya masih yakin Ratri hidup. Tapi, kalau tidak sesuai harapan, kami ikhlas dan Tawaqal," katanya.

Tim SAR gabungan kembali mampu mengevakuasi satu jenazah penumpangpesawat AirAsia QZ8501. Belum diketahui darimana kapal mana jenazah tersebut dibawa.

Pantauan merdeka.com, Kamis (1/1), helikopter Dolphin warna orange tiba pukul 11.26 Wib di Lanud Iskandar. Mereka mendarat dalam keadaan hujan lebat mengguyur landasan.

Jenazah langsung di bawa ambulans ke RSUD Sultan Imanuddin. Di sana akan dipetikan kemudian dikirim ke Surabaya.

Saat memasuki pintu utama RSUD Sultan Imanuddin, Pangkalanbun, Kalimantan Tengah, terlihat kesibukan para tim medis membersihkan jenazah korban PesawatAirAsia QZ8501 yang hilang. Selain itu, pekerja pembuat peti jenazah sibuk memasang triplek peti dan alas dalam peti yang memakai terpal dan alumunium.

Pantauan Merdeka.com, puluhan peti jenazah berwarna putih dan karangan bunga berjajar di dekat ruang jenazah. Peti nantinya diperuntukkan untuk korban yang akan diserahkan ke keluarga.

Salah satu pembuat peti jenazah, Hanafi mengatakan, ukuran panjang peti jenazah 244 centimeter, tinggi 40 centimeter, lebar 80 centimeter dan ketebalan triplek 10 milimeter.

"Ini panjangnya 244 cm, tinggi 40 cm, lebar 80 cm dan 10 milimeter," Kata Hanafi saat ditemui Merdeka.com di RSUD Sultan Imanuddin, Pangkalanbun, Kalimantan Tengah, Kamis (1/1).

No comments:

Post a Comment

http://www.youtube.com/user/dimensinet
http://www.youtube.com/user/MrLovemata
https://twitter.com/LoVeMaTa
Mohon untuk di Jempol dan di SUBSCRIBE yah gan. Terima Kasih