02 January 2015

Jenazah Sudah Dalam Kondisi Tak Utuh, DVI Tak Bisa Andalkan Sidik Jari

Tim gabungan Disaster and Victim Identification (DVI) hingga hari ini, Jumat (2/1/2015) masih terus melakukan identifikasi terhadap jenazah korban pesawat AirAsia QZ8501. Di antara tujuh jenazah yang berada di RS Bhayangkara Surabaya, ada jenazah yang tidak dalam kondisi utuh sehingga menyulitkan proses identifikasi.
"Yang dilakukan DVI sudah maksimal betul, kita berharap ada hasil yang maksimal dan tadi terkait kesulitan seperti sudah ada potongan-potongan jenazah ini sehingga tidak bisa diidentifikasi dengan sidik jari tentunya akan dilakukan dengan DNA," kata Kapolda Jawa Timur Inspektur Jenderal Anas Yusuf, Jumat (2/1/2014).
Anas menuturkan tim DVI selalu menyandingkan data ante-mortem dengan data post-mortem. Data ante-mortem merupakan data-data yang dikumpulkan sebelum kematian seperti medical record, sidik jari, sikat gigi, tanda fisik. Sementara data post-mortem merupakan data-data yang dikumpulkan setelah kematian seperti properti yang melekat di tubuh, struktur gigi, sidik jari, dan DNA.
Untuk data DNA, Anas mengungkapkan dari 162 orang yang ada dalam pesawat AirAsia QZ8501, hanya kurang 55 orang lagi. Dengan adanya berbagai kesulitan itu, Anas meminta agar pihak keluarga bisa bersabar menunggu kerja DVI.
"Kepada keluarga penumpang diharap untuk bersabar karena kami akan berusaha semaksimal mungkin," kata dia.
Tim DVI yang khusus menangani korban pesawat AirAsia QZ8501 ini ada 70 orang yang berasal dari Bidokkes Polda Jawa Timur dan ahli dari eksternal. Mereka bekerja sejak jenazah tiba di RS Bhayangkara mulai Rabu (31/12/2014). Total sudah ada delapa jenazah yang menjalani identifikasi di sana.
Satu orang telah teridentifikasi yakni atas nama Lutfiah Hayati Hamid. Jenazah Lutfiah kemudian diserahkan ke keluarga dan langsung dikebumikan Kamis (1/1/2015) sore.

Tim DVI Korsel dan Singapura Bantu Identifikasi Korban AirAsia QZ8501

AFP PHOTO / MANAN VATSYAYANATangis haru mengiringi penyerahan dan prosesi pemakaman Hayati Lutfiah Hamid, korban pertama kecelakaan AirAsia QZ8501 dari pihak AirAsia yang diwakili Presiden Direktur Indonesia AirAsia Sunu Widyatmoko (kanan depan) kepada pihak keluarga.
Tim Disaster Victim Identification (DVI) dari kepolisian Korea Selatan dan Singapura, terhitung sejak Jumat (2/1/2015) ini bergabung dengan tim DVI Polri untuk melakukan identifikasi korban pesawat AirAsia QZ8501 di Rumah Sakit Bhayangkara Polda Jatim di Surabaya.

Sebenarnya, kata Kabid Humas Polda Jatim, Kombes Polisi Awi Setiyono, kedua tim sudah berada di Surabaya sejak kemarin. Namun, baru hari ini mulai bergabung dengan DVI Polda Jatim.

"Kemarin sudah diterima Kapolda Jatim, mereka menyatakan siap membantu kita di sini," katanya, Jumat (2/1/2015).

Tim DVI dari Korea Selatan dan Singapura, kata Awi, akan bergabung dengan tim ante-mortem dan post-mortem untuk mengidentifikasi tujuh jenazah yang sudah dikirim ke Mapolda Jatim sejak dua hari lalu.

Selain mendapatkan tambahan personel dari Singapura dan Korea Selatan, khusus tim post-mortem juga dibantu dari beragam dokter spesialis, di antaranya spesialis gigi, ahli patologi forensik, ahli tulang serta ahli-ahli lainnya.

"Mereka didatangkan untuk menganalisa data post-mortem yang ada di tubuh korban," ujarnya.

Sampai hari ini, sudah delapan jenazah yang sudah dikirim ke Posko DVI Polda Jatim yang ditunjuk sebagai posko pusat identifikasi korban pesawat Air Asia QZ8501. Satu di antaranya sudah berhasil diidentifikasi dan sudah diserahkan kepada pihak keluarga, yakni jenazah Hayati Luthfiyah Hamid asal Sidoarjo.

No comments:

Post a Comment

http://www.youtube.com/user/dimensinet
http://www.youtube.com/user/MrLovemata
https://twitter.com/LoVeMaTa
Mohon untuk di Jempol dan di SUBSCRIBE yah gan. Terima Kasih