JAKARTA, KOMPAS.com — Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) Marciano Norman menyatakan, pihaknya telah mendalami informasi yang disampaikan Departemen Luar Negeri Australia mengenai ancaman teroris di Indonesia.
Dari pendalaman tersebut, Marciano menyatakan, tidak ada indikasi kuat yang membenarkan adanya rencana serangan teroris di Indonesia.
"Kita juga melakukan langkah pencegahan, tetapi sekecil apa pun info itu tetap kita dalami. Tetapi, tidak ada indikasi kuat yang mengarah kepada informasi yang mereka lemparkan. Caranya mengatasi itu, ya kita yakinkan situasi terkendali dan pada akhirnya mereka akan menarik itu sendiri," kata Marciano di Kompleks Istana Kepresidenan Jakarta, Rabu (7/1/2015).
Marciano menyampaikan bahwa BIN telah melakukan pengecekan ke pihak Australia atas informasi yang dirilis otoritas "Negeri Kanguru" tersebut. Ia pun meminta masyarakat untuk tidak khawatir, tetapi tetap waspada.
Marciano mengakui, potensi ancaman teroris bisa muncul kapan pun dan di mana pun. Oleh karena itu, lanjut dia, pemerintah sangat mengharapkan peran masyarakat dalam turut mencegah aksi terorisme.
"(Jika) melihat keganjilan itu segera diinfokan supaya diambil langkah yang tepat sehingga tidak membuat yang tidak perlu takut," ucap Marciano.
Departemen Luar Negeri Australia sebelumnya mengaku menerima informasi bahwa teroris sedang merencanakan serangan di Indonesia. Pemerintah Australia lalu minta warganya yang ada di Indonesia untuk mengikuti informasi dari pemerintah yang bersumber dari intelijen perihal potensi serangan teroris.
Peringatan keamanan Pemerintah Australia ini dikeluarkan menyusul peringatan keamanan yang diterbitkan Kedutaan Besar Amerika Serikat di Jakarta.
Sebelumnya, Kedutaan Besar AS mengingatkan warga negara AS akan potensi ancaman terhadap bank-bank dan hotel-hotel terkait dengan AS yang ada di Surabaya, Jawa Timur. (Baca:Kapolri: Surabaya Sangat Aman)
Terkait kondisi di Surabaya, Marciano menyatakan bahwa situasi di kota pahlawan itu sangat kondusif. Aparat keamanan di Surabaya telah melakukan langkah pengamanan.
"Di Surabaya sangat terkendali, Kapolda, aparat teritorial, mereka telah melakukan langkah pengamanan responsif, tapi proporsional," kata Marciano.
Menteri Koordinator Politik Hukum dan Keamanan Tedjo Edhy menyatakan, belum ada laporan dari Badan Intelijen Negara (BIN) dan Kepolisian mengenai ancaman terorisme di Indonesia. Meski demikian, Tedjo mengingatkan masyarakat dan aparat untuk lebih waspada.
"Belum ada laporan dari BIN, polisi juga tidak melaporkan hal demikian. Artinya bukan berarti kita menafikan tidak ada, tapi harus lebih waspada, saya minta ke Polri, BIN, TNI, lebih waspada," kata Tedjo di Kompleks Istana Kepresidenan Jakarta, Rabu (7/1/2015).
Hal itu dikatakan Tedjo menanggapi pernyataan Departemen Luar Negeri Australia yang mengaku menerima informasi bahwa teroris sedang merencanakan serangan di Indonesia. Pemerintah Australia lalu minta warganya yang ada di Indonesia untuk mengikuti informasi dari pemerintah yang bersumber dari intelijen perihal protensi serangan teroris.
Menurut Tedjo, peringatan yang disampaikan Departemen Luar Negeri Australia ini mengadopsi peringatan yang diterbitkan Kedutaan Besar Amerika Serikat di Jakarta.
Tedjo juga menilai, peringatan keamanan yang disampaikan Australia serta Amerika Serikat tersebut bukan berarti mengindikasikan adanya ancaman teroris di Indonesia.
"Dia ingin mengingatkan warganya agar berhati-berhati, bukan berarti sudah ada ancaman. Kita juga mengingatkan warga kita dari satu tempat hati-hati, ya boleh-boleh saja, kewajiban kita lebih waspada," ucap Tedjo.
Pada Sabtu (3/1/2015), Kedubes AS mengeluarkan peringatan keamanan kepada warganya yang tinggal di Surabaya. "Kedutaan AS mendapatkan informasi akan adanya ancaman terhadap hotel dan bank yang memiliki keterkaitan dengan AS di Surabaya, Indonesia," demikian pernyataan Kedutaan AS dalam situs resminya.
Dituliskan pula, Kedutaan AS merekomendasikan agar warga mereka waspada dengan lingkungan sekitarnya saat berkunjung ke fasilitas yang dimaksud. Sampai sekarang tidak ada informasi lebih jauh mengenai peringatan ini.
Situs Reuters menulis, Indonesia dipertimbangkan sebagai salah satu basis kelompok militan yang cukup besar seiring terjadinya beberapa serangan yang dimulai pada tahun 2000 silam dengan menargetkan warga asing dan institusi milik pemerintah asing.
No comments:
Post a Comment
http://www.youtube.com/user/dimensinet
http://www.youtube.com/user/MrLovemata
https://twitter.com/LoVeMaTa
Mohon untuk di Jempol dan di SUBSCRIBE yah gan. Terima Kasih