JAKARTA, KOMPAS.com - Gubernur DKI Jakarta Basuki "Ahok" Tjahaja Purnama kembali menyinggung soal banyaknya angkutan umum yang mengetem di depan Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) DKI Benjamin Bukit. Bahkan, Ahok sempat mengancam akan memecat semua jajaran Dinas Perhubungan apabila tidak becus menyelesaikan masalah ini.
"Makanya saya bilang sama Pak Benjamin, bagi saya sederhana, kalau tempat itu masih ada mengetem kamu enggak cabut trayeknya enggak pecat orangnya, berarti kamu ada main. Lama-lama saya pecat semua orang Dishub," ucap Ahok di Balai Kota, Rabu (4/2/2015).
Menurut Ahok, personel Dishub di lapangan bukannya kurang banyak, melainkan kurang tegas menindak yang nakal. [Baca: Bila Tak Becus Tertibkan Angkot "Ngetem" Sembarangan, Kadishub Siap Dijadikan Staf]
Mantan Bupati Belitung Timur itu pun menilai kalau di tempat-tempat angkutan mengetem, selalu ada pungutan liar (pungli) dari oknum petugas Dishub.
Sehingga, sopir-sopir angkutan juga merasa tenang-tenang saja mengetem di sana. Ahok sendiri merasa lebih nyaman kalau temuan angkutan yang mengetem dilaporkan oleh warga atau mahasiswa.
Dia mengusulkan, mahasiswa yang berhasil menemukan angkutan mengetem lalu memfoto beserta nomor polisinya akan dibayar Rp 5.000 sampai Rp 50.000.
"Mendingan bayar mahasiswa saja deh. Buat apa ada orang (petugas Dishub) di lapangan tetapi cuma jadi pembenaran," kata Ahok.
Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) berniat untuk mengganti sistem setoran angkutan umum menjadi sistem bayar per kilometer. Yang akan diuji coba adalah rute Tanah Abang-Manggarai.
Seperti diketahui, sistem setoran mendorong para pengemudi angkutan umum untuk ngetem demi mendapatkan penumpang lebih banyak.
"Tidak ada lagi uang ngetem. Saya mau bayar rupiah per kilometer," kata Basuki di Balai Kota, Rabu (4/2/2015). [Baca: Ahok Targetkan Pembebasan Sistem Setoran Tahun 2016]
Selain itu, pria yang akrab disapa Ahok ini juga ingin halte-halte berdesain modern agar penumpang angkutan umum merasa nyaman menunggu di sana. Karena tidak ada lagi angkutan yang ngetem ke depannya, maka penumpang harus menunggu di halte-halte yang telah disediakan.
Penumpang juga bisa memantau rute angkutan melalui internet. "Jadi kalau kalian mau naik bus, kalau sudah ada bus, dia bisa kasih tahu rutenya ke mana," jelas Basuki.
Mantan Bupati Belitung Timur itu memberi contoh, ada orang yang ingin berpergian dari Tanah Abang ke Ancol. Jika biasanya orang tersebut hanya tahu naik angkot nomor sekian dan sekian, maka melalui internet, dia bisa dibantu diarahkan harus pilih angkutan yang mana-mana saja agar cepat sampai tujuan.
"Jadi nanti orang Jakarta buka smartphone-nya, dia tahu nih bus saya nomor sekian, jam berapa sampai. Jadi bisa janjian juga sama teman," tambah Basuki.
Sistem tersebut merupakan bagian dari program Smart City DKI. Seiring berjalannya rencana ini, nantinya bus-bus akan dipasangi alat yang bisa dideteksi sehingga kontrol terhadap angkutan umum juga akan lebih mudah.
No comments:
Post a Comment
http://www.youtube.com/user/dimensinet
http://www.youtube.com/user/MrLovemata
https://twitter.com/LoVeMaTa
Mohon untuk di Jempol dan di SUBSCRIBE yah gan. Terima Kasih