23 September 2014

SBY Pelajari Ekosistem Karbon Biru untuk Jaga Kenaikan Suhu 2 Derajat Celcius

Cahyo Bruri Sasmito (Setpres)
New York, - Presiden SBY membeberkan empat langkah yang dilakukan Indonesia dalam mengatasi tantangan perubahan iklim. Salah satunya, Indonesia sedang mempelajari potensi ekosistem karbon biru sebagai penyerap karbon untuk menjaga kenaikan suhu di bawah 2 derajat Celcius. 

Presiden SBY menyampaikan ini dalam sesi pleno di Pleno 1 yang dipimpin Sekjen PBB Ban Ki Moon di Markas Besar PBB, New York, Selasa (23/9/2014). Presiden SBY berpidato selama 4 menit yang berisikan dua elemen kunci dari kebijakan Indonesia terhadap perubahan iklim, yaitu serangkaian langkah di tingkat nasional dan kerjasama multilateral. 

"Indonesia telah mengambil sejumlah langkah strategis untuk mengatasi tantangan perubahan iklim," kata SBY. Pertama, Indonesia telah secara sukarela berkomitmen mengurangi emisi gas rumah kaca sebesar 26 persen pada tahun 2020. Target itu akan naik menjadi 41 persen dengan dukungan internasional. "Untuk memenuhi janji ini, kami telah memberlakukan moratorium izin baru pada hutan primer dan lahan gambut sejak Mei 2011," kata SBY. 

Kedua, Indonesia tegas memerangi deforestasi dan degradasi lahan. "Untuk tujuan ini, saya antara lain mendirikan Badan Pengelola Pengurangan Emisi dari Deforestasi dan Degradasi (REDD +) yang bertugas meningkatkan tata kelola hutan. Saya senang menyebutkan bahwa dengan kerja sama yang erat dengan Pemerintah Norwegia kita dapat melakukan pengurangan emisi dan peningkatan kesejahteraan bagi masyarakat lokal di kawasan hutan dan lahan gambut kami," ujar dia. 

Ketiga, Indonesia sedang mempelajari potensi ekosistem karbon biru sebagai penyerap karbon. "Hal ini bisa mendukung upaya global untuk menjaga kenaikan suhu di bawah 2 derajat Celcius," kata SBY. Keempat, Indonesia telah menandatangani surat persetujuan mengenai Amandemen Doha Protokol Kyoto. 

Apa yang disebut karbon biru? Dalam website Dewan Nasional Perubahan Iklim (DNPI), karbon biru adalah karbon yang diserap ekositem pantai dan laut dan mencakup lebih dari 55% karbon hijau sedunia. Sang penyerap karbon biru adalah ekosistem mangrove, rawa payau dan padang lamun. Karbon yang diserap dan disimpan oleh organisme lingkungan laut dan tersimpan dalam bentuk sedimen. Karbon tersebut dapat tertimbun tidak hanya selama puluhan tahun atau ratusan tahun (seperti halnya karbon di ekosistem hutan), tetapi selama ribuan tahun.

Sementara itu, dalam kerjasama multilateral, SBY yakin dibutuhkan usaha yang berlipat ganda dalam menyepakati perjanjian yang mengikat secara hukum untuk kerangka perubahan iklim pasca 2020. "Saya harus menggarisbawahi di sini bahwa perjanjian harus menjunjung tinggi prinsip keadilan yang meliputi mitigasi, adaptasi, dan kerangka kerja untuk implementasi. Kita harus mengerahkan upaya yang terbaik untuk menghasilkan Perubahan Iklim Perjanjian yang baru di Paris tahun depan," ujar SBY. 

Dalam sidang pleno ini, para kepala negara memang diminta menyampaikan antara lain langkah-langkah yang telah ditempuh dalam mengatasai perubahan iklim serta langkah ke depannya. Salah satu yang dibahas adalah upaya untuk membatasi peningkatan suhu dunia kurang dari 2 derajat Celcius yang akan ditetapkan pada tahun 2015. 

No comments:

Post a Comment

http://www.youtube.com/user/dimensinet
http://www.youtube.com/user/MrLovemata
https://twitter.com/LoVeMaTa
Mohon untuk di Jempol dan di SUBSCRIBE yah gan. Terima Kasih